Palembang – Para pedagang walet (sarang, red) kini kurang bergairah. Turunnya harga sarang walet diduga menjadi pemicu, berkurangnya keuntungan yang mereka dapatkan. Padahal sebelumnya, harga sarang walet cukup tinggi di atas angka Rp 10 juta. “Sekarang memang cukup lesu. Tapi, kita tetap membeli jika ada yang menjual,” kata Yudi (45), salah seorang pedagang walet di Seberang Ulu.
Yudi mengatakan, lemahnya harga walet lantaran dipicu tingginya pajak yang diberlakukan pemerintah terhadap ekspor hasil alam tersebut. “Kami tidak tahu pastinya. Yang jelas para toke walet hanya membeli sesuai dengan harga yang mereka tawarkan kepada kami,” ujar Yudi.Saat ini, katanya, harga sarang Walet ukuran medium, untuk jenis mangkokan satu kg dibeli dengan harga Rp 9 juta. Sedangkan untuk jenis sarang walet sudut harganya malah lebih murah. “Dihargai sekitar Rp 7 juta perkilogram,” tambahnya. Artinya, jenis walet di ukuran medium selisihnya bisa Rp 2 juta. “Sedangkan jenis sarang walet sudut dan mangkok, jika sudah pecah atau patahan hanya dibeli dengan harga Rp 6 juta/kgnya,” kata Yudi.
Sebenarnya, ia menuturkan banyak jenis sarang walet dengan beragam harga. Hanya saja di kota Palembang, pada umumnya ada dua jenis ini. Yakni sarang walet sudut dan mangkok. Dua sarang walet lainnya strip dan merah. Biasanya untuk sarang walet strip seperti mangkokan tetapi tidak beraturan. Sedangkan untuk sarang walet merah, bercampur dengan darah. Ini terbentuk diakibatkan adanya perkelahian antra burung walet. Dan harganya sendiri sudah dipastikan bakal jatuh.Kota Palembang sendiri, menurutnya banyak pedagang ataupun pemilik sarang burung walet. Yudi sendiri biasa membeli sarang walet sebulan sekali di areal Veteran serta seputar kawasan kota Palembang lainnya. “Umumnya mereka panen satu bulan sekali. Panen yang dihasilkan pun beragam. Di mana ada yang menghasilkan beberapa kilogram. Bahkan ada juga yang menghasilkan hanya gram-an saja,” ungkapnya.(iol/lia)
Kategori :