MURATAR - Sering alami inflansi harga, tanaman cabai, menjadi salah satu produk populer yang di kembangkan masyarakat di Kabupaten Muratara.
Adanya program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP), bisa membuka wahana pemikiran untuk memanfaatkan lahan seputar perkarangan rumah.
Masri warga Desa Awang agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Murataa, Provinsi Sumsel, mengatakan, tanaman cabai sangat populer ditengah masyarakat.
Terlebih lagi tanaman cabai dianggap salah satu produk yang kerap alami inflansi dan naik dengan harga yang cukup fantastis.
"Sejak ado bagi bagi bibit cabai merah di Lawang Agung, banyak warga di lawang agung yang nanam cabai. Sekarang ado yang sudah panen ado yang la berjual," kataya.
Pihaknya mengungkapkan, saat ini budidaya tanaman cabai merah sangat lazim ditemukan di tengah masyarakat.
Khususnya diseputar wilayah Desa Lawang Agung, Kecamatan Rupit, Kabupaten Muratara.
Dia mengungkapkan, saat ini banyak metode yang digunakan warga. Mulai dari polibag, karung hekas, tanaman sela dan lain lain.
"Walau sedikit tapi hasilnyo biso dipakai untuk kebutuhan sehari hari," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Muratara, Asim Nurudin, mengajak warga kembali bercocok tanam.
Lahan produktif kunci pengentasan kemiskinan dan pemicu kesejahteraan warga.
‘’Gerakan Mandiri pangan merupakan salah satu program pokok nasional, Provinsi Sumsel dan daerah.
Namun program ini masih banyak yang belum menyadari padahal besar manfaatnya bagi kehidupan sosial, terutama di saat pandemi Covid-19,’’ ujarnya.
Untuk itulah, Asim terusm mengajak masyarakat bercocok tanam dan mengembangkan beragam tanaman kholtikultura.
‘’Itu bisa dilakukan di mana saja, di sekitar rumah, di kebun maupun di dalam polibag," katanya.
Program GSMP yang digulirkan secara langsung Gubernur Sumsel, H Herman Deru ini memberikan beberapa nilai plus Seperti mengangkat potensi kemandirian, potensi daerah, dan pemanfaatan lahan terbatas, dan nilai ekonomi warga.
‘’Utamannya megubah pola pikir warga dari konsumtif menjadi produktif,’’ tegassnya. (zul)