Tanamkan Kejujuran Sejak Dini

Sabtu 03 Jun 2023 - 19:59 WIB
Reporter : Hasim Sumeks
Editor : Hasim Sumeks

*Cegah Anak Berbuat Curang

Saat ini sudah banyak kasus korupsi yang menyeret sejumlah pejabat. Mulai dari kepala desa hingga pejabat tinggi negara. Untuk memberantas korupsi memang bukan hal yang mudah. Harus dilakukan sejak usia dini alias sejak usia sekolah. Bagaimana caranya?
MENANAMKAN kejujuran menjadi salah satu upaya yang bisa digunakan untuk menekan angka korupsi. Di sejumlah sekolah dulu ada yang namanya warung kejujuran. Di warung ini pelajar bisa menjadi pelayan sekaligus pembeli. Pelajar mengambil aendiri barang yang dibutuhkan dan bayarannya pun dilakukan sendiri. Disini ada tempat pembayaran tanpa penjaga. Jadi jika uang bayaran belajar berlebih pelajar tingfal mengambil sisanya. Di warung ini pelajar benar benar dituntut kejujuran. Khususnya saat pembayaran. Jika tak ada kejujuran maka warung kejujuran bisa bangkrut alias gulung tikar.
"Dulu memang ada kantin kejujuran, tapi sekarang tak ada lagi, " ujar Iwan, pelajar SD.
Sayangnya, sekarang tak ada lagi warung kejujuran. "Entah apa penyebabnya warung kejujuran tak ada lagi. Padahal keberadaan warung ini sangat baik untuk mendidik dan membiasakan siswa berbuat jujut, " katanya. BACA JUGA:Didik Siswa Mandiri dan Kreatif Sementara itu, Psikolog anak RS Charitas Palembang, Devi Delia, M. Psi. mengatakan, orang tua maupun institusi pendidikan perlu memberikan pendidikan antikorupsi bagi anak. "Karena dengan memberikan pendidikan tersebut dapat membantu meningkatkan nilai moral anak, bahwa korupsi adalah suatu tindakan yang salah dan dapat merugikan orang lain,” jelasnya
Pendidikan antikorupsi sejak dini juga dapat menumbuhkan karakter anak. "Anak jadi bisa menghargai hak-hak orang lain dan menahan diri untuk tidak melakukan perilaku yang melanggar aturan,"katanya.
Di samping itu, mengajarkan pendidikan antikorupsi sejak dini juga turut menanamkan nilai kejujuran pada anak yang akan dibawanya hingga dewasa. "Pendidikan antikorupsi bisa mulai diberikan dengan mengajarkan anak memahami apa arti korupsi itu sendiri,"sebutnya Misalnya, untuk memahamkan arti dari korupsi kepada anak, orang tua bisa memulai dari cara yang lebih mudah. “Orang tua bisa mengajarkan anak dengan selalu menyampaikan hal dengan jujur,”jelasnya lagi Dikatakan, orang tua juga bisa mengajarkan anak dengan melatih dalam membagi haknya. "Contoh jika ada makanan. Pembagian makanannya dengan anggota keluarga dilakukan secara adil,” ujarnya seraya menambahkan pendidikan antikorupsi untuk anak-anak bisa diajarkan melalui penekanan nilai kejujuran.
Tentunya akan sangat baik jika nilai kejujuran tersebut ditanamkan sejak dini. "semuanya bisa bisa dimulai dari hal-hal kecil dan disesuaikan usia anak,"sebutnya
Contohnya, anak-anak yang masih kecil sampai usia kurang lebih 6 atau 7 tahun dapat ditekankan tentang apa yang benar dan salah secara konkrit serta jelas. Dengan kata lain, selalu berbicara apa adanya dan jujur. “Maka, sikap itu perlu diberikan penguatan, misalnya dengan apresiasi. Sebaliknya, berbohong artinya salah, maka perlu ditegaskan bahwa itu tidak boleh dilakukan dan jelaskan harusnya seperti apa,” ucapnya lagi Untuk anak usia sekolah dapat diberi pemahaman perihal sikap-sikap yang mencerminkan kepribadian baik, termasuk kejujuran. "Dapat dijelaskan pula tentang apa yang baik dan tidak dari sikap tersebut.Ketika anak berkata jujur, orang tua juga perlu menghargainya sekalipun kejujurannya bukan tentang hal baik. Hal ini akan menunjukkan pada anak bahwa dengan berkata jujur ia akan lebih bisa merasa tenang dan tetap diterima dengan baik oleh orang tuanya,”tandasnya Sementara, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang, Ansori, ST. MT mengatakan, siswa sebagai generasi mudah dan penerus bangsa, tentu penanaman jiwa antikorupsi sejak dini sangat penting diajarkan.
"Dalam penanaman pencegahan antikorupsi sejak dini pihaknya akan melakukan berbagai upaya salah satunya berencana menerapkan dalam kurikulum dan membuat warung atau kantin kejujuran," ujarnya.
Dikatakan, misalnya dengan memasukan dalam kurikulum, seminggu satu kali diselipkan dalam pelajaran atau bisa juga nantinya dalam ekstrakulikuler. "Bahkan kita akan menghidupkan lagi yang namanya kantin kejujuran,"tandasnya(nni)  
Tags :
Kategori :

Terkait