Penyakit Katastropik

Jumat 02 Jun 2023 - 22:53 WIB
Reporter : Muhajir Sumeks
Editor : Muhajir Sumeks

Sepanjang 2022 lalu, ada dana sebesar Rp3,55 triliun yang telah dikucurkan Kemenkes RI untuk memenuhi alkes pada RSUD di ratusan daerah. Hingga jelang akhir Mei lalu, dari target 148 RSUD yang mendapatkan bantuan, sudah 96,2 persen disalurkan. Sementara untuk target RSUP sudah tercapai. Juru bicara Kemenkes dr Mohammad Syahril menjelaskan, bantuan itu bagian dari upaya mendekatkan akses pelayanan kesehatan hingga ke pelosok. Merupakan transformasi sistem kesehatan Indonesia pilar kedua. Pemenuhan alat kesehatan dilakukan secara bertahap.

“Upaya ini mendapatkan dukungan kerja sama dari 25 gubernur,” katanya. Kemenkes mendukung pengembangan RSUD sebagai jejaring layanan rujukan.
Dengan rincian, layanan jantung 24 provinsi, stroke 21 provinsi, kanker 21 provinsi, dan uronefrologi pada 29 provinsi. Kemenkes juga telah melakukan program pendampingan kateterisasi jantung pada 37 rumah sakit dan stroke 3 rumah sakit. BACA JUGA : Kembangkan Layanan 4 Penyakit Berat Secara bertahap, hingga 2024 ditargetkan sebanyak 50 persen kabupaten/kota memiliki alat kesehatan lengkap untuk empat penyakit katastropik. Misalnya, Echocardiography, CT-Scan, Cathlab, Mikroskop Neuro, hingga CT Simulator. Syahril menambahkan, pemerintah juga akan melengkapi alat kesehatan untuk kesehatan ibu dan anak. Misalnya mesin anestesi dan USG Fetomaternal. Kemenkes telah mengirimkan 10 ribu alat USG ke puskesmas di Indonesia. Langkah ini untuk mencapai target penurunan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada 2030. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Indonesia ditargetkan menekan AKI menjadi 183 kematian per 100 ribu kelahiran hidup pada 2024 nanti. Syahril mengatakan pemenuhan USG di puskesmas akan menambah akses ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan kehamilan yang minimal 4 kali bisa menjadi 6 kali selama kehamilan. Dua kali pemeriksaan di antaranya harus diperiksa oleh dokter. “Dengan pemeriksaan dokter ini akan terjadi kolaborasi dengan bidan dan dokter spesialis kebidanan,” tukas dia.(*/mh/)
Tags :
Kategori :

Terkait