Keberadaan jalan tol baik ruas Palembang-Lampung dan Palembang-Indralaya (Palindra) diakuinya mengurangi cost operasional ketimbang melintasi Jalintim atau Jalinteng."Yang jelas, jarak tempuh menjadi lebih pendek,” ungkap dia, belum lama ini.Baca Juga : Keramasan-Betung Kelar September Misalnya, tol Palembang-Lampung bisa 6-7 jam. Kalau lewat Jalintim untuk mobil pribadi saja makan waktu 8 jam ke Lampung. Untuk truk bisa 14 jam. Tingkat risiko kerusakan kendaraan karena jalan berlubang, seperti ban bocor juga berkurang. Life cycle time-nya jadi bertambah banyak. Maintenance sparepart pun begitu.
“Para sopir juga merasa nyaman melintasi tol, karena aman dalam penguasaan dan pengawasan. Kalau Jalintim terlalu rawan kriminal, terutama aksi pungli,” tambah Budi. Karena itu, pihaknya mendukung dibangunnya ruas tol lain. Seperti tol Simpang Indralaya-Lubuklinggau yang akan mempersingkat jarak tempuh dibanding lewat Jalintim atau JalintengMenurut pengusaha jasa angkutan, distribusi pupuk, dan SPBU, Halim Susanto, keberadaan jalan tol berdampak sangat baik bagi perekonomian Sumsel. “Tak hanya arus lalu lintas dari dan menuju Provinsi Sumsel semakin lancar, tapi juga mempermudah arus distribusi barang antar kota dalam provinsi atau antar provinsi," bebernya, beberapa waktu lalu. Baca Juga : Tarif Tol Gratis, Lebaran Nanti Palembang ke Prabumulih Cuma Satu Jam Dengan kata lain, manfaat tol bagi sektor usaha ekspedisi barang dan jasa bisa dirasakan langsung. Sebelum ada tol, jarak tempuh dan waktu tempuh Palembang-Bakauheni lewat Jalintim mencapai 12 jam dengan biaya sekitar Rp1 juta.
“Lewat tol hanya 6 jam dengan biaya lebih murah 30 persen. Sekali jalan biaya operasional via tol hanya Rp700 ribu, lebih hemat Rp300 ribu,” bebernya. District Coordinator SiCepat Ekspres Indonesia Cabang Sumsel, Mulyadi menjelaskan pihaknya bisa menerima paket masuk (incoming) dari Pulau Jawa ke Sumsel mencapai 25 ribu resi/hari.Sementara paket keluar (outgoing) separuhnya. “Paket yang kita terima itu bermacam-macam, baik dokumen maupun kargo misalnya barang rumah tangga, spare part, alat-alat mesin, makanan kering,” ungkapnya. Dulunya, saat pengantaran paket ke Pulau Jawa, terutama untuk layanan Sicepat Best (Besok Sampai Tujuan), pihaknya banyak gunakan pesawat udara. Tapi jadwal penerbangan yang semakin sedikit. Bagi industri tentu ini kurang efisien, terutama jika harus mengejar target layanan 15 jam paket sampai ke konsumen dalam kota, dan 24 jam paket sampai luar kota. Baca Juga : Ada Potensi Kerugian Negara Triliunan, LAI Tolak Pergeseran Ruas Tol Betung -Tempino
Beruntungnya, kini makin banyak ruas JTTS yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama BUJT HK. “Sekarang dari Pulau Jawa atau sebaliknya, mobil ekspedisi kami banyak menggunakan jalan darat atau jalur JTTS,” bebernya. Misalnya dari Lampung ke Palembang, dulunya hanya bisa lewat Jalintim sekarang semuanya via Jalan Tol Palembang-Lampung. Kita bisa kirim paket kapan saja, malam hari sekalipun.Baca Juga : Optimis Tol Lewati Linggau “Sementara, pengantaran paket melalui kargo pesawat kini sudah jauh berkurang,” tegasnya. Selain itu, pihaknya juga mendistribusikan paket atau barang konsumen sampai pelosok Sumsel. Makanya, selain Tol Palembang-Lampung, pihaknya pun berharap pembangunan infrastruktur Tol Simpang Indralaya-Muara Enim-Lubuk Linggau sepanjang 233,5 km segera selesai. Baca Juga : Wow! Syahiddin Dapat Rp 1,2 Miliar, Rahasianya ini Nih Tol sirip JTTS yang sedang dikerjakan ini selanjutnya akan terhubung dengan Tol Palembang-Indralaya sepanjang 22 km yang sudah lebih lama beroperasi. Tentu saja jika tol sirip ini selesai sesuai target tahun 2023, semakin memperlancar dan mempercepat pengiriman paket ke berbagai daerah. “Kalau lewat Jalan Lintas Tengah (Jalinteng) ke Lubuk Linggau butuh waktu sekitar 7-8 jam. Sementara proyeksinya, jika melalui Tol Palembang-Indralaya-Lubuk Linggau hanya 2,5-3 jam,” pungkasnya. (afi/yun)
Kategori :