*Manfaatkan Pot Tanam Sayur Mayur
LAHAT - Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang dilaunching di Kabupaten Lahat tahun lalu terus digalakkan. Sebelumnya, GSMP ini dilaunching Gubernur Sumsel H Herman Deru bersama Bupati Lahat Cik Ujang SH. Gubernur mengajak warga untuk beralih dari konsumen menjadi produsen. ‘’Bisa memanfaatkan pekarangan rumah atau kantor,’’ ujar Deru saat halal bihalal dengan masyarakat desa di Kecamatan Pajar Bulan, Sabtu siang (20/5).Dikatakan, jika di rumah biasanya ibu- ibu menanam bunga di pot. ‘’Siapkan lima pot lalu menanam sayur untuk kemandirian pangan. Untuk dikantor juga bisa menanam di pot," ungkapnyaUntuk mendapatkan bibit sayur bisa menemui dinas pertanian kabupaten. Bila perlu ambil di Dinas Pertanian provinsi. ‘’Program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan sudah banyak melahirkan prestasi. Sumsel sudah menjadi provinsi pengendali inflasi terbaik di Indonesia,’’ ujarnya. Sementara Bupati Lahat Cik Ujang SH meminta agar masyarakat desa dapat terua menjaga kekompakan dan kearifan lokal untuk mendukung akses mobilisasi perkebunan dan pertanian di desa. ‘’Kita telah melakukan perbaikan jalan untuk memudahkan pengangkutan hasil pertanian,’’ ujarnya. Forum Kades Kecamatan Mulak Ulu, Radius Prawira mengatakan, program GSMP sangat baik. ‘’Apalagi program pembangunan yang dilalukan Bupati Cik Ujang SH membuat pihak desa bisa fokus melaksanakan program ketahanan pangan. Ditambah adanya Dana Desa, sehingga program pemberdayaan masyarakat melalui ketahanan pangan bisa berjalan,’’ katanya.
Di Lahat, lanjutnya, berobat gratis, pendidikan dibantu lalu infrastruktur jalan dbangun oleh Pemkab Lahat. ‘’ Sehingga untuk ketahanan pangan, kami bisa fokus. Sebelumnya pernah ternak kambing dan ikan. Kedepan kami siapkan 3 ha untuk kebun buah dan sayur yang bisa menjadi pendapatan desa," ungkapnya.Senada disampaikan Yudi Hasnu dari Forum Kades Kecamatan Sukamerindu mengatakan, program yang juga digalakaan oleh Bupati Lahat Cik Ujang SH terkait ketahanan pangan telah terlaksana. Salah satunya ialah terkait pemenuhan gizi untuk balita lansia. Sebelumnya dari peternakan sapi di desa. Menjual dengan harga yang lebih murah. "Karena peternakan sapi desa itu sendiri. Jadi kami jual 100 ribu per kg, biasanya harga daging Rp140ribu per kg," ungkapnya. Tak hanya itu, untuk perkebunan desa agar menjadi pemasukan desa, saat ini menanam alpukat. "Dari alpukat bisa dijual juga bisa dimakan oleh masyarakat desa itu sendiri dalam pemenuhan gizi yang berimbang," tegasnya.(gti)
Kategori :