KAYUAGUNG - Sudah 25 tahun Ning Mas Kalung merintis usaha Bolu Cupu. Kue sederhana yang bisa dinikmati anak-anak hingga orang tua rupanya juga diminati kalangan pejabat mulai dari bupati hingga gubernur sebagai ole-ole setelah berkunjung ke Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Tri keponakan Ningmas Kalung mengaku, kalau dulu memasak Bolu Cupu ini menggunakan kayu bakar. Bahan yang digunakan yakni telur ayam atau telur bebek , tepung terigu dan gula pasir. Untuk sekali adonan membuat Bolu Cupu di butuhkan 1 kg telur dan satu kg tepung terigu.
BACA JUGA :Sulit Bangkit karena Duit
" Kenapa dinamakan Bolu Cupu karena memanggangnya dalam cupu atau cetakan yang terbuat dari aluminium. Untuk membuat adonan pertama kocok telur menggunakan mixer lalu setelah mengembang batu masukkan terigu kocok selama satu jam agar tekstur adonan lembut. Selanjutnya diaduk menggunakan spatula kayu,"terangnya Sabtu (14/1).
Baru setelah itu dimasukkan dalam cetakan dan bakar dalam oven. Kalau sudah setengah matang taburi gula pasir diatasnya panggang lebih kurang 10 menit. Sekali membuat adonan bisa menghasilkan 4 cup Bolu Cupu yang harganya Rp60 ribu/cup untuk telur ayam dan Rp80 ribu/cup untuk menggunakan telur bebek.
BACA JUGA :Beasiswa Sinar Mas 2023 Kembali Dibuka, Dari Kuliah Gratis hingga Penempatan Kerja
Rasanya yang lembut dan enak membuat konsumen suka.Dengan bahan yang sangat sederhana dan mudah ditemukan Bolu Cupu buatannya bisa bertahan hingga 1 minggu. Cocok disuguhkan bersama teh atau kopi di pagi hari.
Setiap hari biasanya ia membuat 10 adonan. Karena Bolu Cupu nya tidak dititipkan di warung jadi bagi konsumen yang ingin membeli langsung datang kerumahnya di Kelurahan Paku." Setiap hari selalu habis diborong konsumen kebanyakan untuk ole-ole,"bebernya.
Tak jarang ia sering mendapat pesanan dari keluarga pejabat baik di OKI maupun Sumsel. Kalau ada kegiatan di Kayuagung pasti ada yang mampir membeli Bolu Cupu buatannya. Usahanya juga masuk binaan UMKM BSB.
Berkat usaha rumahan Bolu Cupu buatannya, ia bisa mengantarkan anak-anaknya hingga ke bangku kuliah bahkan ada yang sudah berkeluarga dan ikut membantu usahanya.
Alasan ia tidak lagi menitipkan produknya di toko atau warung karena sudah banyak pembeli yang datang langsung ke rumahnya. Mereka bisa langsung melihat proses pembuatan dan mencicipi Bolu Cupunya.
Meski saat ini harga sembako melambung tapi ia tidak akan menaikkan harga maupun mengecilkan ukuran Bolu Cupunya. Alasannya tidak mau mengecewakan konsumen yang selama ini selalu menjadi langganannya.
Berharap kedepan usaha ini dapat terus berkembang, terlebih saat lebaran Idul Fitri atau Idul Adha banyak yang datang membeli Bolu Cupunya disamping ada berbagai bolu lainnya. Tapi tetap Bolu Cupu jadi pilihan konsumen.(uni)
Kategori :