Smart Regency sampai Pedalaman

Sabtu 06 May 2023 - 21:35 WIB
Reporter : Hasim Sumeks
Editor : Hasim Sumeks

*IndiHome Tuntaskan Area Blankspot, Warga Bebas Berkonten Ria

SUMSEL - Di sebuah tebing yang tinggi di Desa Rukun Rahayu, Kecamatan Jirak Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), beberapa remaja biasa terlihat mengangkat smartphone tinggi-tinggi ke langit. Mereka bukannya tak ada kerjaan, tetapi sedang berburu sinyal, berharap gadget-nya bisa menangkap sambungan seluler 4G supaya dapat berkonten ria di media sosial.

Mereka juga suka main Facebook, menonton Instagram Reels, atau merekam dan meng-upload video ke TikTok walau berada jauh di pelosok. Mereka tak mau kalah dengan gaya hidup remaja kota-kota besar. Remaja-remaja desa transmigrasi itu juga ingin kreativitasnya ditonton netizen seluruh dunia.

Aktivitas mabar (main bareng) uniknya bukan sesekali, tapi setiap hari sepulang sekolah. Kadang berpindah tempat dari satu tebing ke tebing lain, tergantung dimana dapat konektivitas.

“Tebing itu puncak bukit, masih di wilayah desa tapi cukup jauh dari pemukiman penduduk. Agak masuk juga ke dalam hutan, ya mungkin ada 5 titik tebing tempat para remaja menghabiskan waktu, berkumpul mencari sinyal,” ujar Kepala Desa Rukun Rahayu, Budiono kepada Sumatera Ekspres, Jumat (5/5).

Di sana, sinyal 4G yang tertangkap berasal dari tower BTS yang berada di Jirak Jaya. “Mereka main HP, internetan atau bikin konten, dari siang hingga sore. Mau ke Desa Jirak dekati menara BTS terlalu jauh, jaraknya 17 km, itu pun medan-nya susah. Jalan poros desa kita masih tanah dan saat hujan berlumpur, sulit dilintasi kecuali jalan aspal setengah jam sampai,” imbuhnya.

Maklum Rukun Rahayu salah satu desa transmigrasi di Kabupaten Muba yang cukup jauh masuk pelosok, sekitar 55 km dari pusat ibukota Sekayu dengan 1,5 jam perjalanan. Desa ini mulai dibuka Pemerintah dan didiami penduduk tahun 1981.

“Tapi warga kita banyak, mencapai 2.800 jiwa. Selain remaja, ada pula orang tua atau dewasa naik ke bukit. Urusannya sama memburu sinyal, cuma bukan main HP. Biasanya keperluan penting, mau menelpon keluarga, sanak saudara, atau lainnya,” lanjutnya.

Kalau hanya dari rumah, sinyal tak tertangkap. “Meskipun terlihat di HP garis sinyal seluler (2G/Edge, red) tetap susah nelpon, tidak nyambung. Apalagi mau internetan mana bisa,” sebutnya. Kecuali mereka yang gunakan perangkat repeater (penguat sinyal telekomunikasi) bisa menelpon, mungkin ada sekitar 50-an rumah.

Tetapi pihaknya sempat khawatir dengan perburuan sinyal ke tebing tinggi. Pernah kejadian ada remaja, masih main HP malam hari. Tiba-tiba ada orang datang merampas dan membawa lari HP-nya. Karena suasana gelap jam 8 malam, korban tak tahu siapa pelakunya, masih untung tidak diapa-apakan.

Sebenarnya, lanjut Budiono, sudah ada provider membangun tower BTS di desa tahun 2022. Ada sinyal 4G-nya namun lelet. “Masih susah internetan, apalagi video call-an atau nonton Youtube. Hanya bisa kirim pesan WhatsApp, kirim foto kadang nunggu sehari-an baru masuk. Itu juga jangkauan sinyalnya pendek, coverage-nya sekitar 300 meter perlu upgrade. Menaranya cuma setinggi 41 meter,” paparnya.

Beruntungnya, Kantor Desa sudah berlangganan WiFi 4G cukup lama. Jadi jika mendesak tak perlu sebenarnya naik tebing, warga bisa ke Kantor Desa menumpang WiFi. “Ini fasilitas kantor untuk urusan Pemerintah Desa melayani masyarakat,” jelas Budiono. WiFi ini pemancarnya beda, bukan dari tower BTS, melainkan ada tower mini sendiri dan perangkat WLAN (wireless local area network) yang menangkap sinyal 4G dari frekuensi radio.

“Cuma sambungan WiFi-nya berbayar, setahun Rp45 juta. Anggarannya dari ADD (alokasi dana desa), program Dinas PMD kerjasama pihak ketiga,” ungkapnya. Sejak 3 tahun lalu, WiFi Kantor Desa dibuka bagi masyarakat karena mereka membutuhkannya untuk berkomunikasi. “Kita berikan password-nya, tetapi pemakaiannya ada batasan maksimal 20 sambungan. Lebih dari itu lambat loading,” imbuhnya.

Kemarin-kemarin, ketika sekolah daring berlangsung di masa pandemi Covid-19, banyak siswa ke sini menumpang WiFi. Mereka belajar daring via gadget dengan guru sekolah. Sekarang seiring siswa-siswa sudah sekolah offline, tinggal remaja-remajanya yang selalu datang main HP. “Kalau tidak naik tebing, ya ke sini (Kantor Desa, red), mana yang dekat. Kadang remaja nongkrong sampai jam 12 malam, sebab WiFi-nya selalu kita buka,” sebutnya.

Karena pentingnya infrastruktur telekomunikasi untuk kemajuan masyarakat desa, Budiono berharap ke depan sinyal telekomunikasi dapat lebih stabil dan merata.

“Ya sekarang untuk nelpon dan internetan, mungkin jika sinyal bagus warga lebih kreatif. UMKM bisa jualan online, siswa belajar serba gampang via internet, warga jadi pintar dan melek teknologi,” imbuhnya. Digitalisasi akan mengakselerasi perekonomian sampai pelosok negeri, layaknya di ibukota.

Belakangan harapan itu sepertinya bukan lagi sekedar mimpi. Ini setelah Pemkab Muba menjalin kerjasama (MoU) dengan PT Telkom Indonesia (Persero), Tbk guna mewujudkan program Smart Regency (Kabupaten Pintar) Musi Banyuasin per 14 November 2022. Di program itu, Telkom komitmen menuntaskan blankspot sinyal sampai pelosok desa di Muba dengan membangun jaringan fiber optik di 13 kecamatan, serta pemasangan internet satelit VSat di Kecamatan Keluang dan perairan Lalan.

Saat ini penanaman kabel fiber optik terus berlangsung termasuk di Jirak Jaya. “Saya sudah lihat kemarin, pemasangan kabel di sepanjang jalan menuju kecamatan seperti kabel listrik. Baru tahu kalau itu kabel fiber optik untuk akses internet. Kami sangat senang, berarti kami tak perlu repot lagi memikirkan area blankspot setelah jaringan Telkom masuk. Remaja kita tak perlu bersusah payah ke tebing tinggi atau ke Kantor Desa,” ujarnya.

Seperti orang kota, warga Desa Rukun Rahayu pun nantinya bisa mengakses IndiHome, penyedia layanan internet bagian dari PT Telkom Indonesia yang menyediakan layanan Triple Play. Meliputi akses internet kecepatan tinggi hingga 100 Mbps menggunakan teknologi fiber optik, TV interaktif (UseeTV), dan telepon rumah. “Di Sekayu, IndiHome setahu saya sudah ada, tapi belum sampai ke desa-desa. Mudah-mudahan tahun ini terwujud,” paparnya. Masyarakat pasti antusias, meski layanannya berbayar.

Selain Rukun Rahayu, Desa Talang Simpang sejauh 3,7 km dari Kecamatan Jirak Jaya juga mengalami kesulitan yang sama, sinyal kurang lancar sejak dulu. Ketika pergi ke lokasi itu, Sumatera Ekspres turut merasakannya. Di layar HP, hanya sinyal Edge tertangkap. Itu pun menelpon susahnya minta ampun. “Kami berharap ada pembangunan tower BTS, karena masyarakat selama ini sulit berkomunikasi,” ujar Kaur Umum Pemerintah Desa Talang Simpang, Eko Susanto.

Untuk dapat menelpon atau internetan, warga ikut mengandalkan WiFi Kantor Desa. “Atau jika mendesak, mereka ke Jirak Jaya yang ada jaringan 4G. Jaraknya tak terlalu jauh,” imbuhnya. Namun kini, seperti warga Rukun Rahayu, mereka juga punya harapan baru soal akses digital. “Sekarang sedang ada pemasangan kabel fiber optik. Jalurnya melintasi jalan poros kecamatan. Katanya itu kabel internet FO Telkom, berarti jaringan dan layanannya mau masuk. Kami menantikan IndiHome, sejak dulu kami impikan,” pungkas Eko.

            Layanan IndiHome memang sudah banyak yang merasakan manfaatnya. Se-Indonesia pelanggannya telah mencapai 9,2 juta, dengan lebih dari 180 juta perangkat (jaringan) terhubung, dan konsumsi data menembus 60 juta gigabyte. Hingga penghujung 2022, IndiHome telah menjangkau 499 dari 514 kabupaten/kota sehingga penetrasinya secara nasional mencapai 97 persen, walau mayoritas pelanggan berada di perkotaan. Tetapi IndiHome terus menjangkau pelosok negeri atau wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) di Indonesia, termasuk ke seluruh kecamatan di Muba.

            Keunggulan IndiHome yang buat banyak pelanggan percaya dan setia. Tak heran penetrasi pelanggannya bertumbuh pesat dengan target 10,2 juta pelanggan tahun ini. Seperti akses internet cepat dan stabil dalam kondisi cuaca apapun, tidak seperti jaringan wireless yang koneksinya putus nyambung. Mau internetan, main games, streaming video, download file besar serba gampang, mendukung pekerjaan, belajar daring, atau hiburan sehari-hari. Pokoknya aktivitas tanpa batas sesuai tagline IndiHome.

Internet unlimited tanpa batas kuota, dengan harga paket tetap kompetitif. Jangkauan luas, modemnya bisa jadi hotspot WiFi nonstop, layanan pelanggan cepat tanggap, perlindungan digital ekstra.

Manfaat itu pula yang dirasakan Sri Sulastri (35), pelanggan IndiHome sejak tahun 2017. “Semua keunggulan itu yang buat saya tak mau berpindah ke provider internet rumah lain. Pelayanan sudah teruji, ada gangguan jaringan tinggal telpon customer service-nya, nanti teknisinya datang ke rumah mengecek perangkat,” ujarnya.

Saat ini ada beberapa pilihan paket internet unlimited IndiHome dengan kecepatan hingga 100 Mbps, baik itu paket promo, 1P (internet), 2P (internet, TV/phone), atau 3P (ditambah phone). “Kalau saya ambil paket berlangganan 30 Mbps. Itu sudah bagus, cuma bayar Rp300 ribu-an per bulan. Akses internetnya tanpa batas kuota dan nonton Usee TV suka-suka. Mau termasuk nelpon, tinggal upgrade paketnya,” ujar warga Perumahan Anggrek Residence, Jl OPI 1 Jakabaring, Kota Palembang ini.

Dengan berlangganan IndiHome, Sri mengaku aktivitas digitalnya menjadi tanpa batas. “Semua perangkat digital kami connect internet, tanpa harus bayar biaya tambahan. Mulai dari smartphone, tablet, laptop, atau TV. Waktu sekolah daring, anak saya leluasa akses zoom dan streaming video dengan gurunya. Saya juga sering rapat daring,” ujar karyawan BUMN listrik ini. Atau bikin konten foto dan video, lalu meng-upload-nya ke media sosial, tanpa khawatir habis kuota.

Sri sebenarnya sempat hitung-hitungan, bagaimana jika berlangganan paket internet selular saja. “Tapi nyatanya jauh lebih mahal, sebagai contoh sekarang paket internet paling murah 30GB dibanderol Rp100 ribu. Itu untuk 1 perangkat, kalau 2-3 smartpone/tablet koneksi masing-masing supaya nyaman,berarti butuh biaya Rp300 ribu,” ujarnya.

Itu belum tentu kuotanya cukup sebulan, apalagi jika sering streaming, download file besar, atau belajar daring. “Ditambah berlangganan TV berbayar Rp100 ribuan per bulan, makin banyak pengeluaran. Makanya saya kira IndiHome tetap yang terbaik,” tandas Sri. Nantinya, keunggulan itu juga yang bakal dinikmati warga Desa Rukun Rahayu dan desa-desa pelosok lainnya.

Semua Kecamatan Terhubung FO. Konektivitas digital sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat, baik di bidang sosial, pendidikan, ekonomi. Sehingga pembangunan infrastruktur telekomunikasi sampai pelosok negeri sangat penting, karena berperan menggerakan aktivitas tanpa batas, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong laju perekonomian daerah. Tapi penyediaan jaringan telekomunikasi sering jadi persoalan, investasi yang besar, sementara anggaran Pemda terbatas.

“Padahal digitalisasi strategi percepatan pembangunan daerah,” ujar Kepala Dinas Komunikasi  dan Informatika Kabupaten Muba, Herryandi Sinulingga, Sabtu (6/5). Kendati begitu, pihaknya tetap mengupayakan digitalisasi sampai pelosok desa melalui program Smart Regency (Smart City).

Di program ini, pihaknya coba mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan teknologi Internet of Things (IoT) sampai pedalaman. Sehingga masyarakat menjadi cerdas secara ekonomi, sosial, lingkungan. “Teknologi pula meningkatkan kesejahteraan mereka,” terangnya lagi.

Supaya program berjalan berkelanjutan tanpa khawatir anggaran daerah terbatas, pihaknya menjalin kerjasama dengan PT Telkom Indonesia mewujudkan Smart Regency Muba. Ini pertama di Sumsel. “Sudah berjalan sejak akhir 2022. Kini pembangunan infrastruktur TIK dan pengembangan jaringan koneksi internet di seluruh kecamatan,” imbuhnya.

Jika membangun infrastruktur sendiri butuh biaya Rp100 miliar, sangat berat bagi Pemda. Maka pihaknya mengapresiasi PT Telkom mau bekerjasama dan menanggung biaya investasi menghubungkan 13 kecamatan dengan kabel internet fiber optik, plus pemasangan internet satelit Vsat di Kecamatan Keluang dan Vsat Star (Starlink) di Lalan.

“Jika semua sudah terhubung, maka digitalisasi sampai pelosok desa dan area blankspot tuntas. Tinggal masyarakat desa nyambung layanannya seperti IndiHome,” sebut Herry. Masyarakat bisa mengakses internet, menelpon, menonton video, hingga berkonten ria. Tak kalah penting mempermudah berjalannya sistem pemerintah berbasis elektronik dan menghidupkan UMKM desa.

“Kita siapkan jaringan internetnya sehingga memudahkan UMKM yang mau upload konten atau publikasi, memanfaatkan teknologi untuk promosi produk. Masyarakat jadi melek teknologi dan meningkatkan ekonominya,” bebernya. Saat ini, kata Herry, sudah ada beberapa kecamatan ready sambungan internet fiber optik Telkom. Seperti Kota Sekayu sejak lama, Sungai Lilin, Lais, Lawang Wetan, kecamatan lainnya on progres. “Di Palembang saja belum semua terjangkau internet fiber optik, tapi target kita tahun ini tuntas dan seluruh kecamatan tersedia,” lanjutnya.

General Manager PT Telkom Witel Sumsel, Setyawan Nugroho, mengatakan, pengembangan infrastruktur dan layanan ke berbagai daerah, salah satu bentuk investasi perusahaan. “Sebagai badan usaha kita juga dituntut return-nya. Kebetulan dengan Muba kita sudah sepakat, kita bangun jaringan internet, nanti teman-teman di Muba memanfaatkannya,” terangnya.

Pembangunan infrastruktur telekomunikasi, lanjutnya, juga memberi kebermanfaatan bagi masyarakat. “Selama ini jaringan fiber optik kita juga sudah ada yang existing seperti di Sekayu. Banyak pelanggan IndiHome kita di sana. Setelah kerjasama, kabel fiber optik (FO) kita bangun ke seluruh kecamatan. Targetnya tahun ini selesai,” paparnya.

Account Manager Telkom Palembang, Dwi Putra Agustari, menambahkan 5 dari 13 kecamatan sudah tuntas terpasang kabel fiber optik, seperti Sekayu, Lais, Lawang Wetan, Sungai Keruh, sementara Jirak Jaya baru selesai sebelum Lebaran kemarin. “Jadi warga desa, terutama yang berada di daerah blankspot sinyal atau belum tercover jaringan telekomunikasi bisa langsung memanfaatkan internet kami. Kemarin ada yang sempat rebut-rebutan pemasangan IndiHome ke rumah-rumah warga,” terangnya. Masyarakat desa benar-benar antusias mendapat layanan IndiHome.

“Titik utama kabel FO memang sampai kecamatan. Nanti kalau ada warga yang pasang IndiHome kita tarik kabelnya. Ada namanya Optical Distribution Point (ODP) untuk tarik kabel sampai ke rumah warga di desa-desa. Jadi internet fiber optik ini bukan hanya dapat dinikmati Kecamatan, puskesmas, sekolah, Kantor Desa, tapi juga rumah tangga,” imbuhnya. Setelah IndiHome masuk, tuntas blankspot sinyal. “Tidak seperti di kota, di daerah ini banyak area blankspot, sehingga kita perlu waktu bangun jaringan. Entah itu pemasangan kabel di udara, ditanam, atau lainnya,” tuturnya.

Bagi yang ingin memasang IndiHome, masyarakat tinggal mendaftar di Kantor Pelayanan. “Kebetulan setiap daerah ada sales IndiHome, seperti untuk coverage Jirak Jaya, sales kita ada di Perbatasan PALI. Tarif paket berlangganan dan biaya instalasi sama saja, tidak ada perbedaan dengan pelanggan yang berada di kota. Tinggal pilihan layanannya yang sesuai dengan kebutuhan konsumen,” pungkas Dwi.

Vice President Marketing Management Telkom Indonesia, E Kurniawan menjelaskan internet sudah jadi kebutuhan pokok masyarakat dan tren penggunaannya terus meningkat. Hasil survey Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia periode 2022-2023 sudah mencapai 215,63 juta orang. “Seiring itu, permintaan layanan IndiHome juga bertambah. Target kita menjadi 10,2 juta pelanggan tahun 2023. Untuk itu kami berupaya meningkatkan kecepatan internet nasional dan meraih 100 persen penetrasi internet di Indonesia,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

Di 2023, IndiHome akan berfokus pada pengembangan jaringan di kawasan Timur Indonesia, Sumatera, Jawa Barat, dan Kalimantan. Dengan jangkauan yang makin masif, IndiHome mengedepankan #youarefirst dalam memenuhi kepuasan pelanggan di setiap ekspansi bisnisnya. “IndiHome telah berkembang pesat mulai dari digital connectivity, digital platform, hingga digital entertainment. Layanan dan produk IndiHome juga bakal kian masif seiring perkembangan zaman dan meningkatnya kebutuhan masyarakat,” jelasnya. (fad)

Tags :
Kategori :

Terkait