Selain itu, lanjutnya, perbandingan pengajar dan jumlah murid yang diajar dalam kelas. "Anak yang kesulitan fokus, tentu akan sulit mengikuti pembelajaran di kelas yang terlalu ramai pesertanya,"jelasnyaLanjutnya, kurikulum dan standar pendidikan di sekolah yang dipilih juga perlu dijadikan pertimbangan. "Sesuaikan dengan kapasitas anak dalam menyerap materi pembelajaran yang ada,"lanjutnya. Katanya, anak dengan kemampuan nalar yang kurang, tentu akan sulit memahami materi- materi pembelajaran yang terlalu bersifat akademis dan membutuhkan kemampuan berpikir yang mendalam.
"Pilihan ekskul yang ada di sekolah juga bisa menjadi faktor tambahan dalam menentukan pilihan sekolah anak. Orangtua dapat menyesuaikan sekolah yang memiliki pilihan ekskul yag sesuai dengan bakat dan minat anak. "Hal ini juga demi meningkatkan motivasi anak bersekolah di sana,"ucapnya.Sementara, Kabid SD Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang Hj Juitah SE, MSi, mengatakan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang, melarang pihak sekolah untuk menjadikan tes Baca Tulis Berhitung (Calistung) sebagai syarat masuk SD. Dikatakan, larangan calistung di tes masuk SD sudah lama diatur pemerintah. "Intinya SD tidak boleh menggunakan tes baca, tulis, hitung (calistung) sebagai standar menerima siswa,"tegasnya. Dikatakan, hal tersebut sudah sejak lama diatur pemerintah. Sebetulnya peraturan yang diterbitkan tidak boleh ada tes baca, tulis, hitung ketika siswa masuk SD, kecuali tesnya itu untuk placement atau untuk mengetahui apakah anak itu sudah mendapatkan pengalaman belajar calistung atau belum. "Tapi bukan digunakan untuk menolak atau menerima anak sekolah," tukasnya. (nni)
Kategori :