https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kabut Selimuti Adveksi Kota, BMKG Sebut Hal Normal, Pengaruh Hujan Siang Hari

KABUT TEBAL Kabut pekat menyelimuti Kota Palembang, salah satunya terlihat di Flyover Sekip, kemarin pagi (14/10). BMKG menyebut ini merupakan fenomena alam yang normal. -FOTO : EVAN ZUMARLI/SUMEKS-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Kabut tebal terlihat menyelimuti Kota Palembang, Senin pagi (14/10). Di beberapa wilayah yang jelas terlihat, salah satunya di Jembatan Ampera dari tangkapan foto kamera. Fenomena ini menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan fenomena alam yang normal. 

Kepala BMKG Sumsel, Wan Dayantolis menjelaskan kabut yang menyelimuti Kota Palembang di pagi hari merupakan kabut adveksi. "Ini karena satu hari sebelumnya terjadi hujan di siang hari, sehingga banyak uap air ‘tertahan’ di atmosfer," sampainya, Senin (14/10). 

Dijelaskannya, pada malam hari permukaan tanah melepaskan panas ke atmosfer yang menyebabkan lapisan yang lebih tinggi cenderung menyimpan panas. Menjelang pagi, lapisan udara yang banyak mengandung uap air tersebut bersinggungan dengan lapisan udara dekat permukaan tanah yang lebih dingin. "Uap air dari lapisan yang lebih hangat kemudian mengembun. Inilah yang kemudian menjadi kabut yang kita lihat," jelasnya. 

Kepala Stasiun SMB II, Siswanto mengatakan pada Senin (14/10) pagi terpantau kabut pukul 04.00-07.00 WIB. "Memang biasa kalau sorenya habis hujan subuh sering ada fog (kabut, red), itu wajar dan normal," ujarnya. Kabut tersebut terbentuk karena adanya proses kondensasi. Proses ini terjadi ketika udara jenuh dengan uap air dan suhu udara menurun sehingga uap air mengembun dan jadi tetesan air. "Untuk menjadi kabut biasanya harus mengandung banyak uap air," bebernya. 

BACA JUGA:Berkabut, Jarak Pandang Cuma 200 meter

BACA JUGA:Berkabut, Jarak Pandang Hanya 200 Meter di Muba

Udara biasanya akan mendingin di malam hari lantaran radiasi panas dari bumi ke langit jadi terbuka. Selama pendinginan, suhu udara turun hingga di bawah titik embun, dari sinilah proses kondensasi bisa terjadi. "Tebal tipisnya tergantung jumlah uap airnya. Semakin banyak kandungan uap airnya biasanya akan nampak semakin tebal," jelasnya. 

Kondisi angin yang tenang atau lemah juga dapat mendukung pembentukan kabut yang lebih tebal dan sulit hilang. Namun biasanya kalau sudah masuk sinar matahari pagi, suhu mulai naik kabut/fog ini perlahan-lahan hilang. "Fog atau kabut biasanya berlangsung 1-2 jam, namun bisa lebih lama tergantung penyinaran matahari. Kalau suhunya sudah mulai naik perlahan-lahan fog-nya hilang," pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan