https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Menghadapi Risiko Global, Ini Strategi Pemerintah untuk Menjaga Kestabilan Ekonomi

Perkembangan Perekonomian Indonesia hingga Pertengahan September 2024-Foto: Freepik-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Indonesia mengungkapkan analisis mendalam tentang perkembangan perekonomian nasional dan global hingga pertengahan September 2024.

Dalam laporan tersebut, terdapat banyak dinamika yang mencerminkan kondisi perekonomian yang masih dibayangi ketidakpastian.

Setelah pemangkasan suku bunga di Amerika Serikat, perekonomian global masih menghadapi berbagai tantangan. Meskipun ada peluang untuk "soft landing" di AS, didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil di kuartal kedua sebesar 3,1% dan penurunan inflasi menjadi 2,5% pada Agustus 2024, risiko tetap ada.

Penurunan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) hingga 100 basis poin diperkirakan hingga Desember 2024 juga menjadi faktor pendukung.

BACA JUGA:Kepemilikan Saham 51,5%, Investor Lokal Kuasai Bursa Efek Indonesia

BACA JUGA:BRI Peduli Membangun Jembatan Gantung untuk Meningkatkan Mobilitas dan Ekonomi Warga

Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia yang sedang berkembang, seperti Vietnam (6,9%), India (6,7%), dan Filipina (6,3%), menunjukkan ketahanan.

Namun, Eropa dan Tiongkok masih mengalami tekanan, dengan pertumbuhan hanya 0,6% dan 4,7% pada kuartal kedua.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) global untuk sektor manufaktur menunjukkan penurunan menjadi 49,5 pada Agustus 2024, menandakan kontraksi yang berkelanjutan.

Banyak negara, termasuk AS, Eropa, dan Jepang, mencatatkan kontraksi, sedangkan Inggris dan beberapa negara Asia lainnya seperti Tiongkok dan Thailand menunjukkan pertumbuhan.

BACA JUGA: Ngeluh Himpitan Ekonomi, Ayah Muda di Mura Akhiri Hidup dengan Cara Tragis

BACA JUGA:Seat Cover Kulit Sapi Asli, Inovasi Lion Group yang Dukung Ekonomi Daerah

Harga komoditas juga menunjukkan tren menurun namun tetap fluktuatif. Hingga 20 September 2024, harga minyak Brent mengalami kenaikan sebesar 0,7% secara tahunan tetapi turun 3,3% secara year-to-date.

Sebaliknya, harga batu bara turun 28,8% dibandingkan tahun lalu. Di sisi lain, harga pangan seperti beras juga mengalami penurunan, mencerminkan tekanan pada sektor pertanian.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan