MUSIRAWAS, SUMATERAEKSPRES.ID -  Dalam budidaya tanaman jagung, salah satu kendala yang sering terjadi yakni serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Salah satunya serangan Ulat Grayak Frugiperda (UGF). Ulat ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi di bawah tanah. 

Ulat ini menyerang dengan memakan daun muda atau pucuk tanaman dan hanya menyisakan tulang daunya saja. Hal ini menyebabkan tanaman gagal untuk tumbuh dan berkembang. Tak menutup kemungkinan serangan pada tanaman muda akan menyebabkan tanaman mati. 

UGF ini ditemukan pada tanaman jagung di Desa Batu Gane Kecamatan Selangit Musi Rawas. ‘’Hama ini kita temukan saat melakukan monitoring Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) di Desa Batu Gane,’’ ujar Petugas PPEP POPT, Jefri Setiawan. 

Luas kebun jagung ini sekitar 1,5 hektare dengan umur tanaman 30-50 hari setelah tanam.  Varietas yang ditanam yaitu Bisi 18.  ‘’Dari  hasil  monitoring OPT kita menemukan UGF dengan luas serangan 0,5 Ha dan intensitas serangan 1,5 persen,’’ katanya. 

BACA JUGA:Tanaman Nangka Miliki Nilai Ekonomis, Tanam 1.000 Bibit Nangka di Desa Burai

BACA JUGA:Mau Tahu Sejarah Tanaman Karet, Yuk Simak Penjelasannya

Saat melakukan pemantauan, Jefri menemukan musuh alami berupa laba-laba dan capung. ‘’Untuk rekomendasi kita lakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida nabati ekstrak daun serai, tembakau dan daun sirsak,’’ ujarnya. 

Dikatakannya, bisa juga melakukan dengan mengaplikasi APH Beauveria bassiana.  ‘’Jika intensitas serangan meningkat segera lakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida berbahan aktif Emamektin benzoate,’’ katanya.

Selain itu, pihaknya menyarankan untuk tetap melakukan sanitasi lahan dan pemupukan berimbang. ‘’Untuk pengamatan harus terus dilakukan secara intensir,’’ katanya.