Januari 2025, Bangun TPST di TPA Sukawinatan, Mampu Kelola 150 Ton Sampah per Hari
TINJAU TPA: Pj Wako bersama tim dari pusat meninjau kawasan Tempat Pembuangan akhir (TPA) Sukawinatan Palembang, belum lama ini.-foto: ist-
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sampah telah menjadi permasalahan di Kota Palembang. Dengan volume mencapai 1.200 ton setiap harinya, tanpa ada pengolahan dan baru sebatas angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Belum lagi banyak titik-titik liar pembuangan sampah. Selain polusi udara, juga lingkungan dan merusak keindahan kota. Untuk mengatasi persoalan ini dari ulu ke ilir, pemkot Palembang berusaha membangun tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di TPA Sukawinatan.
Penjabat (Pj Wali Kota Palembang, Dr Ucok A Damenta mengatakan, telah dilaksanakan rapat koordinasi antara pemerintah pusat (Ditjen Bina Bangda, Bappenas) dan Pemkot Palembang membahas masalah sampah skala perkotaan.
"Yang kita bahas hari ini (kemarin), pengolahan sampah di TPA Sukawinatan, hibah dari Kementerian Dalam Negeri melalui bantuan Bank Dunia (World Bank)," jelasnya, Rabu (3/7).
BACA JUGA:Bakal Bangun TPS Terpadu, Di TPA Sukawinatan, Rencana Dibantu Hibah dari Pusat Rp101 M
BACA JUGA:Terbakar Lagi, Kepulan Asap dari TPA Sukawinatan Mengancam Kesehatan Penduduk
Dikatakan, progres pembangunan TSPT di TPA Sukawinatan telah menyelesaikan proses administrasinya. Kemudian telah pula dilakukan pengecekan langsung ke lapangan bersama tim dari pemerintah pusat.
"Rencananya, di Januari 2025 akan mulai pelaksana pembangunan TPST. Pengolahan sampah ini nanti akan melibatkan semua masyarakat," jelas dia.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, Ahmad Mustain menjelaskan, sampah yang mampu dikelola di TPST ini nanti sebanyak 150 ton per hari dari dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukarami dan Alang-Alang Lebar.
"Ini menjadi pendukung dalam penuntasan sampah skala kota di Palembang. Sisa sampah sebanyak 1.050 ton lagi akan dikelola melalui PLTSa atau incenerator," Jelasnya. Di TPST, sampah akan diolah nantinya menjadi RDF (jumputan padat yang bisa co-fairing batu bara).
BACA JUGA:TPA Sukawinatan Kembali Terbakar, Ratu Dewa Beri Instruksi Begini
BACA JUGA:TPA Sukawinatan Kembali Membara, Ini Penyebabnya!
"Jadi beberapa pabrik yang menggunakan batu bara ada ketentuan harus menggantikannya berapa persen dengan sumber energi yang ramah lingkungan, salah satunya RDF ini yang diolah di TPST," paparnya. Untuk hasil olah dari TPST ini akan dibeli PT Pusri Palembang.
Ada pun nilai hibah untuk pembangunan TPST ini naik menjadi Rp200 miliar, dari semula Rp101 miliar. "Ini karena dalam TPST termasuk di dalamnya anggaran untuk pemenuhan angkutan sampah kita yang idealnya berjumlah 225 armada," pungkasnya.