https://sumateraekspres.bacakoran.co/

Kasus Kematian Penderita DBD Pecah Rekor, 4 Bulan Capai 28 Orang, Tertinggi 4 Tahun Terakhir

--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID- Jumlah kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sumsel menunjukan tren peningkatan. Sepanjang Januari-April 2024, penderitanya sudah mencapai 3.210 orang. Sedangkan angka kematian mencapai 28 orang. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam 4 tahun.

Hal tersebut diungkapkan  Kepala Dinas Kesehatan Trisnawarman melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian (P2P), Ira Primadesa. “Total kasus DBD yang terjadi 3.210 kasus,” katanya, kemarin. 

Rinciannya, pada Januari ada 1.487 kasus. Lalu Februari 997 kasus, Maret sebanyak  615 kasus dan April 111 kasus. Untuk sebarannya, kata dia, kasus DBD terbanyak terjadi di Palembang dengan  219 kasus. Kemudian Muba 192 kasus, diikuti Banyuasin 154 kasus.

Selanjutnya, OKU 146 kasus, Prabumulih 145 kasus, Ogan Komering Ilir 119 kasus dan Ogan Ilir 118 kasus. Daerah lainnya di bawah 100 kasus. Sedangkan untuk angka kematian penderita DBD, terbanyak di OKU 8 orang, Palembang 5 orang, Muba dan Ogan Ilir masing-masing 4 orang.

Sedangkan di Banyuasin 3 orang meninggal. Kemudian OKU Selatan 2 orang. OKU Timur dan Pagar Alam masing-masing 1 orang. “Mereka yang terkena DBD terbanyak usia anak-anak, kisaran 5-14 tahun. Jumlahnya tercatat 1.420 orang dan usia 15-44 tahun sebanyak 1.149 orang,” papar Ira. 

BACA JUGA:Terkena DBD saat Hamil Dapat Mempengaruhi Kesehatan Bayi hingga 3 tahun Pertama Kehidupannya

BACA JUGA:Dampak Cuaca, Kasus DBD April Naik, Hampir Dua kali Lipat dari Maret

Jumlah kasus DBD pada empat bulan pertama di 2024 ini ternyata lebih tinggi dibandingkan jumlah kasus pada periode yang sama 2021-2023. Pada 2021, jumlah kasusnya hanya 1.135 orang, 2022 naik 2.854 orang dan 2023 turun tipis menjadi 2.804 kasus. “Sedangkan angka kematian akibat DBD pada 2021 hanya 3 orang. Lalu, 2022 naik drastis menjadi 31 orang dan 2023 turun lagi menjadi 22 orang," ungkapnya.

Untuk itu, Dinkes Sumsel telah melakukan langkah preventif dengan menyalurkan sejumlah obat-obatan untuk memgantisipasi lonjakan DBD. Seperti Zeta Sipermethrin Arbo sebanyak 100 liter. Kemudian, Insektisida Vektor 104 liter, Abate 225 Kg, RDT DBD Combo 100 boks, media kie 450 dan sebagainya.

Upaya meminimalisir DBD ke tingkat desa terus dilakukan. Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Lalu, membudayakan kembali pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serentak. Kemudian, meningkatkan kegiatan 3M Plus melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.  “Integrasi upaya pencegahan dengan lintas sektor dan lintas program akan membuat pengendalian DBD lebih maksimal,"  tukas dia. (yun)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan