Pemkab OKU Targetkan Akhir Tahun Zero Stunting. Ini Terobosan Pj Bupati OKU

STUNTING: PjBupati OKU H Teddy Meilwansyah mengajak semua lapisan untuk gotong royong menghadapi stunting hingga akhir tahun. -FOTO : BERI/SUMEKS-

BATURAJA,SUMATERAEKSPRES.ID – Pasca launching orang tua asuh beberapa waktu lalu, direalisasikan pemberian paket makanan tambahan diberikan kepada anak stunting.

Disamping itu ada juga pembagian telur melalui puskesmas yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu pada, Rabu 27 Maret 2024.

Penjabat Bupati OKU H Teddy Meilwansyah menyampaikan, menghadapi kasus stunting perlu gotong royong.

"Jika dihadapi bersama, akhir tahun kasus stunting sebanyak 262 anak akan bisa diselesaikan," katanya optimis.

BACA JUGA:Perbanyak Infrastruktur Layanan Dasar, Tuntaskan Kemiskinan, Stunting, dan Sanitasi Tak Layak

BACA JUGA:Tangani Stunting, Pemkab OKU Lakukan 2 Terobosan Ini!

Jadi perlu ada kerja bersama. Karena untuk memberikan anak makanan bergizi hanya bisa dilakukan orang tua yang mampu.

Tapi bagi ortu tak mampu tentu akan sulit dilakukan.

Karenanya, perlu kepedulian melalui peran orang tua asuh. Perlu dipikirkan bagaimana kondisi generasi anak OKU kedepan.

Jika mengalami kekurangan gizi. Jadi hasilnya tidak bisa dilihat sekarang.  

BACA JUGA:Perluas Cakupan Balita Ditimbang, Tangani Stunting, Bantu Biaya Transportasi Posyandu

BACA JUGA:Pj Bupati Muara Enim Juga Meluncurkan Program Inovasi Piring Emas Untuk Mengatasi Stunting

Kadinkes OKU Dedi Wijaya menyampaikan dari hasil riset survei status gizi Indonesia (SSGI), angka stunting di Kabupaten OKU terus menurun.

Dari 2021 sebesar 31 persen, 2022 sebesar 19 persen, dan 2023 masih menunggu hasil rilis SSGI.

Sedangkan dari data primer by name by addres angka stunting di Kabupaten OKU jauh dibawah dari angka nasional yakni 14 persen.

Untuk tahun 2022 sebesar 3,95 persen, pada 2023 sebesar 2,4 persen atau 262 anak stunting yang tersebar di 18 puskesmas.

BACA JUGA:Fokus Desa Digital, Bentuk Kader Stunting

BACA JUGA:Kuliah Kerja Nyata Tematik 'BIDADARI' di Desa Jadi Mulya, Fokus Desa Digital dan Pembentukan Kader Stunting

Pemberian makanan tambahan ini berasal dari donasi yang diberikan dari kepala dinas atau OPD yang ada di Kabupaten OKU.

"Jadi dibelikan telur untuk diberikan perhari sebanyak 2 telur selama 6 bulan," ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) melakukan upaya masif untuk menangani anak stunting.

Yakni melalui 2 terobosan, dengan mencanangkan kegiatan orang tua asuh stunting, dan gerakan rumah gizi yang ada di kecamatan dan puskesmas.  

“Kita ingin membantu masyarakat,” ujar Pj Bupati OKU H Teddy Meilwansyah SSTP MM MPd, di halaman Puskesmas Peninjauan, Sabtu, 9 Maret 2024.

BACA JUGA:OKI Gencar Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem dan Stunting dengan Bedah 82 Unit Rumah dan Bangun Sanitasi

BACA JUGA:Keluarga Stunting dan Penyandang Disabilitas Bakal Diberikan Pelatihan Keterampilan hingga Bantuan Alat Usaha

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) juga melaksanakan kegiatan bakti sosial.

Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan seperti layanan kesehatan, khitanan massal bagi anak, pemeriksaan IVA, dan juga gerakan pasar murah.

Disebut Teddy, bagaimana kedepan masyarakat bisa merasakan kehadiran pemerintah, dengan membantu masyarakat.

Karena penanganan stunting, disebut Teddy, merupakan perintah dari pemerintah pusat melalui mendagri dan gubernur Sumsel.

BACA JUGA:Pemkab Lahat Fokus Turunkan Angka Stunting

BACA JUGA:Komitmen Pemkot Prabumulih dalam Percepatan Penurunan Stunting, PJ Wako Door To Door Lakukan Monitoring

“Kita akan tekan angka stunting dibawah rata rata nasional,” ujarnya.

OKU periode sebelumnya sudah berhasil menurunkan angka stunting menjadi 11 persen lebih. Tinggal 264 lagi anak stunting yang masih tersisa di OKU.  

Dengan gerakan orang tua asuh stunting, lanjutnya, diharapkan semua anak stunting bisa dihilangkan. Nantinya, kata dia, baik opd, camat dan kades akan dibebankan dengan tanggungjawab terhadap anak stunting, apakah 2-3 orang.

Dari OPD ini akan bertanggungjawab terhadap perkembangan gizi dari anak stunting tersebut.

Seperti pemberiaan makanan tambahan (PMT) secara simultan sampai 6 bulan pertama. Nantinya akan dievaluasi apakah akan dilanjutkan. (bis)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan