Kaum Muda Pilih Mobil Hybrid, Dibanding Mobil Listrik Berbasis Baterai

DIMINATI : Mobil Innova Zenix Hybrid menjadi salah satu yang diminati konsumen. GAIKINDO menilai generasi milenial atau kaum muda lebih meminati mobil hybrid ketimbang mobil listrik. FOTO : IST--

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) memperhatikan fenomena generasi milenial lebih memilih mobil berteknologi hybrid alias hibrida ketimbang mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle, BEV).

Generasi milenial yang telah mapan pun ternyata punya alasan tambahan tersendiri kenapa lebih memilih mobil hibrida.

BACA JUGA:Mobil Hybrid Perlu Dapat Insentif, Bisa Pacu Penjualan di Tanah Air

BACA JUGA:Miliki Tampang Sporty, Suzuki Ertiga Hybrid Cruise Jadi Varian Tertinggi dengan Penyegaran Baru

Secara umum, Sekretaris Umum GAIKINDO Kukuh Kumara melihat bahwa minat milenial terhadap BEV sebenarnya begitu tinggi. Apalagi yang belum berkeluarga, atau baru punya keluarga kecil.

Pengetahuan mereka tentang kelebihan dan kekurangan BEV pun terbilang komprehensif dan objektif, karena kebanyakan milenial mapan sudah termasuk generasi melek tekonologi yang serba hemat (tech-savvy).

“Buat mobilitas sehari-hari pun mereka sudah berhitung bahwa BEV lebih irit buat pengeluaran. Tapi ternyata apa problemnya? Banyak yang masih tinggal di rumah mertua atau orang tua.

Mereka sungkan buat bikin charging di rumah, bahkan sebagian tidak dapat izin dari mertuanya,” kata Kukuh. 

Ujung-ujungnya pangsa milenial yang punya prinsip idealis berupa keinginan untuk berkontribusi mengurangi emisi lebih memilih tipe hibrida.

Mereka tetap terakomodasi tanpa perlu langsung beralih ke BEV. “Nah, masalahnya, kalau mereka sudah punya rumah sendiri, anak bertambah, ujung-ujungnya selera mereka sudah beralih ke mobil model seven-seaters juga. Seperti selera pasar pada umumnya,” katanya. 

Kukuh menjelaskan ada tiga alasan utama kenapa BEV dihindari mayoritas konsumen. Pertama, soal harga yang masih terbilang tinggi.

Kedua, kekhawatiran terhadap harga jual kembali, terlebih ketika nantinya sudah masuk masa ganti baterai. 

“Ketiga, kalau suatu BEV punya harga kompetitif sekali pun, misalnya Rp 300 jutaan, data kami menunjukkan masyarakat tetap mengutamakan mobil 7 seaters, mobil keluarga.

Jadi yang mau beli BEV mayoritas bukan first time buyer. Mereka biasanya sudah punya mobil seven seaters lain di garasinya,” katanya. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan