Bantuan Beras Berlanjut Hingga Juni, Tetap 10 kg, Saat Ini Tuntaskan Penyaluran Februari

BANTUAN BERAS: Warga mengambil bantuan pangan berupa beras 10 kg di Kantor Pos Jl Merdeka, Palembang, Minggu (25/2).-Foto : KRIS SAMIAJI/SUMEKS -

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Setelah selesai pencoblosan suara Pemilu 2024, Bulog kembali menyalurkan bantuan pangan berupa beras 10 kilogram kepada masyarakat penerima. Penyaluran melalui kantor pos yang ditunjuk.

Presiden Joko Widodo memastikan keluarga penerima manfaat (KPM) yang masuk daftar penerima bantuan telah menerima bantuan beras 10 kilogram untuk Januari dan Februari. ”Nanti (bantuan pangan beras) dilanjutkan Maret, April, Mei, Juni,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah akan terus mengevaluasi kondisi APBN untuk kelanjutan program bantuan pangan ini. Jika mencukupi, maka tak hanya sampai Juni, tapi dilanjutkan ke bulan-bulan berikutnya.

Pantauan kemarin (25/2, ratusan warga memadati halaman Kantor Pos Jl Merdeka Palembang. Mereka datang untuk mengambil beras bantuan pemerintah. “Sudah dua jam menunggu, ramai sekali soalnya,” kata Diah, seorang ibu rumah tangga yang tengah menuggu giliran.

Sebelumnya, Wakil Pemimpin Perum Bulog Wilayah Sumsel dan Babel, Elis Nurhayati mengatakan, saat ini pihaknya sedang menyalurkan untuk bantuan alokasi Februari. “Masing-masing penerima dapat beras 10 kilogram," ujarnya.

BACA JUGA:Sembako Ramai Diserbu, Tanpa Beras dan Migor

BACA JUGA:Waduh Gawat! Stok Beras di Toko Ritel Kosong, Warga Martapura OKU Timur Bingung

Pihaknya menargetkan penyaluran beras ini paling lambat selesai akhir Februari ini. Jumlah penerima bantuan pangan ini sama dengan Januari lalu. “Tujuannya  untuk meringankan beban masyarakat kurang mampu serta menekan inflasi,” bebernya. 

Sementara itu, untuk  penjualan beras SPHP (beras medium), dari Bulog tidak hanya disalurkan ke pasar tradisional, tapi juga ritel modern. "Jadi di pasar modern pun sekarang ada beras SPHP," kata Elis. Dengan stok beras yang dimiliki saat ini lebih kurang 5.000 ton, Elis mengatakan ketahanan pangan cukup untuk dua bulan ke depan. "Kita juga menyerap beras impor dari Thailand," pungkasnya. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, kenaikan harga beras berpotensi mendongkrak inflasi volatile food (komponen bergejolak). ”Kita harus waspada terhadap kenaikan harga beras bulanan yang mencapai 7,7 persen year to date hingga 21 Februari telah mencapai harga rata-rata Rp 15.175 per kg,” bebernya.

Selain beras, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga. Misalnya, bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen, daging ayam 2,2 persen, dan telur ayam 3,9 persen. Menurut dia, kenaikan harga yang terjadi jelang Ramadan dan Idulfitri ini perlu segera distabilkan. Apalagi, pada dua momen itu konsumsi masyarakat juga dipastikan terus mengalami kenaikan.

BACA JUGA:Berasal dari Tanah Tiongkok, Inilah Manfaat Buah Chiena atau Delima untuk Kesehatan Tubuh!

BACA JUGA:Suplai Beras ke Ritel Modern Terbatas

Harga beras memang tengah melonjak tinggi di pasaran sejak beberapa minggu terakhir. Kenaikan itu tidak hanya terjadi di tingkat pengecer, tapi juga di pasar induk. Berdasar data di situs pibc.foodstation.co.id, kemarin (23/2) rata-rata harga beras medium jenis IR 64 berada di level Rp 13.517 per kilogram. Naik dari hari sebelumnya sebesar Rp 13.376 per kilogram.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan