Serentak Berantas Sarang Nyamuk, Kasus DBD Terus Meningkat

FOGGING : Petugas melakukan fogging di salah satu lokasi Kecamatan Ilir Timur (IT) 2. Ini sebagai salah satu upaya pemberantasan sarang nyamuk mengingat kasus DBD meningkat.-foto : evan/sumeks-

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Di musim hujan ini, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palembang meningkat hingga 232 kasus per 12 Februari 2024. Pj Wali Kota Palembang, H Ratu Dewa menyebut pihaknya akan melakukan langkah untuk mengatasinya. “Kita akan memulai serentak memberantas sarang nyamuk di seluruh Kota Palembang,” ungkapnya, kemarin.

Gerakan ini sebagai upaya menekan kasus DBD yang ada. "Upaya bersama memberantas sarang nyamuk dapat mengurangi kasus DBD di Palembang," ungkapnya. Ratu Dewa mencatat hingga tanggal 12 Februari 2024 terdapat 232 kasus DBD yang terdistribusi di seluruh kecamatan Kota Palembang. 

Sebaran kasus DBD paling banyak berada di Sukarami 42 kasus, Kalidoni 29 kasus, Seberang Ulu I 18 kasus, Alang Alang Lebar (AAL) 16 kasus, Ilir Timur II sebanyak 14 kasus. Kemudian Sako 13 kasus, Jakabaring 12 kasus, Kemuning 12 kasus, Ilir Barat II 11 kasus, Kertapati 11 kasus, Ilir Barat I 10 kasus, Gandus 7 kasus, Seberang Ulu II 7 kasus, Ilir Timur III 7 kasus. 

"Selanjutnya Bukit Kecil 6 kasus, Ilir Timur I 6 kasus, Sematang Borang 6 kasus, dan Plaju 5 kasus. Jadi terbanyak di Kecamatan Sukarami 42 kasus dan terendah di Plaju 5 kasus," ungkapnya. Kasus tertinggi di kelurahan tercatat di Sukajaya dengan 15 kasus, sementara kelurahan AAL memiliki enam kasus. 

BACA JUGA:47 Kasus DBD di Ogan Ilir

BACA JUGA:Penderita DBD di OKUT Capai 188 Kasus, OKI Tinggal 26 Kasus Dirawat

“Upaya penanggulangan DBD melalui surveilans aktif di fasilitas kesehatan dan menggunakan Pelaporan Kewaspadaan Dini Rumah Sakit (KDRS DBD) serta aplikasi," tuturnya. Setelah itu melakukan investigasi epidemiologi dengan mengunjungi rumah untuk mengidentifikasi penularan DBD, melakukan survei jentik, dan memberikan edukasi tentang pentingnya PSN DBD, khususnya melalui 3M-Plus. 

Selain itu, mendistribusikan larvasida (bubuk abate) ke pemukiman yang kesulitan melakukan upaya menguras atau menyikat penampungan air secara mingguan. Secara bersamaan, juga memberikan iwak tempalo dan melakukan fogging selektif pada lokasi kasus yang terindikasi, diikuti oleh defogging. 

"Kecamatan atau kelurahan melakukan fogging di lokasi memiliki potensi tinggi sebagai tempat perindukan nyamuk penyebab DBD," jelasnya. Kendati itu, Ratu Dewa menyebut pada tanggal 6 Februari terdapat 232 lokasi dengan kasus positif DBD. "Seluruh rumah tangga di lokasi tersebut juga mendapatkan larvasida sebanyak 232 lokasi. Selain itu Dinkes menyediakan 112 liter insektisida kepada kelurahan, kecamatan, dan OPD pada tahun 2024," tukasnya. (tin/fad)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan