Status Single Prabowo Jadi Sorotan Media Internasional

Kehidupan pribadi calon presiden Prabowo Subianto yang masih single menjadi perbincangan hangat di kalangan media asing.-Foto: Net-

JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID- Kehidupan pribadi calon presiden Prabowo Subianto yang masih single menjadi perbincangan hangat di kalangan media asing.

Salah satunya, Channel News Asia (CNA), yang menyoroti statusnya dalam artikel berjudul "Indonesia Elections 2024: No first lady? Frontrunner Prabowo's single status turns spotlight on 'state's mother' role".

Dalam konteks Pilpres 2024, dari tiga kandidat presiden yang bertarung, hanya Prabowo Subianto yang tidak memiliki pasangan.

Meskipun demikian, elektabilitasnya terus melonjak, mencapai 48%, unggul dari pesaingnya Anies Baswedan sekitar 24% dan Ganjar Pranowo sekitar 21%. Keadaan ini menggarisbawahi sebuah fakta baru dalam politik Indonesia.

BACA JUGA:Warga Tangerang Raya Deklarasikan Dukungan untuk Prabowo-Gibran, Ara: Ini Bukti Cinta Rakyat kepada Jokowi

BACA JUGA:Program Makan Siang Siswa di Sekolah Diremehkan, Prabowo: Itu akan Buat Anak Indonesia Kuat dan Cerdas

Rangkuman artikel CNA menegaskan bahwa Prabowo Subianto berpotensi menjadi presiden pertama tanpa istri dalam sejarah Indonesia.

Sementara pertarungan politik semakin memanas, para ahli dan pasangan dari kandidat lain berdebat mengenai peran penting ibu negara dan siapa yang akan mengemban tugas tersebut.

Dalam laporan tersebut, CNA juga menyinggung pernikahan Prabowo dengan Titiek Soeharto pada tahun 1983, putri dari Presiden kedua Indonesia, Soeharto.

Namun, setelah lengsernya Soeharto pada tahun 1998, Prabowo dan Titiek pun berpisah.

BACA JUGA:Sudah 3 Kali Hadapi Maut Hingga Ucapkan Syahadat, Prabowo: Tapi Tuhan Masih Beri Kesempatan untuk Mengabdi

BACA JUGA:Prabowo: Saya Tak Ragu, Prabowo-Gibran akan Lanjutkan Program Jokowi

Tidak hanya menyoroti kehidupan pribadi Prabowo, CNA juga menekankan pentingnya peran ibu negara dalam konteks Indonesia.

CNA merujuk pada komentar dari Feri Amsari, seorang ahli Hukum Tata Negara dari Universitas Andalas, yang menjelaskan bagaimana peran ibu negara dapat mempengaruhi citra dan kredibilitas seorang presiden.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan