Klaim Lonjakan Harga Karena Transportasi

*Migor Terhambat, Stabilkan Hingga Lebaran

PALEMBANG - Pemprov mengakui harga minyak goreng saat ini mengalami kenaikan. Hal tersebut terjadi karena penyesuaian tarif transportasi untuk komoditi pangan. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sumsel, Ir Ruzuan Effendi MM mengakuinya usai rapat migor dan beras di Setda Pemprov. "Tadi kami rapat dengan instansi terkait membahas masalah harga dan stok beras serta minyak goreng," katanya, kemarin.

Ia mengatakan, dalam rangka stabilitasi pasokan dan harga pangan (SPHP) beras, ada penugasan dari Bulog menjual beras murah atau beras medium, tapi punya kualitas bagus. "HET untuk beras SPHP Rp9.450 ribu per kg yang dijual dengan kemasan 5 kg," kata dia.

Keberadaan beras ini diharapkan mampu menurunkan angka inflasi lantaran stok cukup. Selain itu pihaknya mengharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya. "Kami mengajak seluruh pihak menyebarkan informasi bahwa ada beras bagus dengan harga terjangkau. Masyarakat harus tahu kalau ada beras SPHP,” tuturnya.

Dikatakan, beras ini bisa dibeli dimana saja, mulai dari Pasar Km 5, Pasar Cinde, Pasar Lemabang, atau Koperasi Bulog. Sedangkan masalah minyak goreng, katanya, tidak ada kelangkaan. Tapi memang ada pergerakan harga dan bukan masalah stok, melainkan transportasi yang terhambat. Transportasi itu membuat kenaikan, tapi tidak signifikan. "Kenaikan rata rata Rp500-Rp 1000 per liter. Itu masih wajar. Mudah mudah tidak menyumbang inflasi tinggi," tuturnya.

Diakuinya, biaya angkut yang berkaitan erat dengan BBM ini memberi dampak terhadap kenaikan harga. "Dampak kenaikan BBM kemarin masih terjadi terhadap barang ini. Meski sebenarnya BBM turun, tapi harga tetap. Alasan mereka (pedagang, red) menghabiskan stok lama. Pas mau turun BBM naik lagi," ucap dia.

Bahkan, kata dia, hal ini sudah disampaikan saat rapat dengan Kementerian Dalam Negeri bahwa kenaikan BBM ini menyumbang inflasi. Tidak hanya migor tetapi secara umum. Ia menambahkan, pihaknya terus mendorong termasuk berbagai pihak untuk penyediaan minyak ini agar terjangkau.

Terkait MinyakKita atau minyak curah kemasan di pasad retail modern maupun di pasar tradisional untuk  minyak curah yang sulit di dapat, Ruzuan mengatakan mungkin sekarang ada produk baru tapi itu mungkin ya. Yang jelas pihaknya akan menstabilkan harga sampai Lebaran. "Ya mungkin MinyakKita tidak ada, tapi mungkin ada merek lain untuk Minyak curah kemasan itu dengan harga Rp14 ribu per liter," sebutnya.

Ia mengatakan, kenaikan harga atau kesulitan minyak curah ini terjadi karena mekanisme pasar. Mengingat Bulog tidak menjual MinyakKita, tapi produk Kementerian Perdagangan. Ada beberapa produk untuk ini seperti MinyakKita, GulaKita. "Itu hanya merek dagang dan tidak subsidi. Kalau soal sulit didapat itu mekanisme pasar," ucap dia.

Ke depan, kata dia, agar permintaan dan menstabilkan harga tetap jalan pihaknya akan melakukan berbagai. Selain OP, pihaknya mengajak Bulog melaksanakan penugasan berbagai produk dan komoditi juga mengajak instansi baik swasta, BUMN dan BUMD. "Kerja sama dan bantuan stakholder terkait jadi penting," pungkasnya.

Wakil Pimimpin Bulog Wilayah Sumsel Babel, Elis Nurhayati menambahkan dari Januari hingga awal Februari ini Bulog sudah menyalurkan 6.859 ton beras SPHP. "Kita salurkan melalui RPK, pasar, distributor, oprasi pasar dan lain-lain. Per hari bisa 200 ton yang disalurkan di Sumsel dan Babel. Untuk stok masih cukup sampai tiga bulan ke depan dan Maret juga mulai panen," katanya. Bulog mendapat penugasan dari Januari-Desember 2023 dan sudah di-launching Januari lalu. (yun/fad) https://sumateraekspres.bacakoran.co/?slug=sumatera-ekspres-24-januari-2023/

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan