Gawat, Terdata Ada 640 Kasus DBD di Palembang, Terbanyak di Kecamatan Ini

Januari 2024 Kasus DBD di Kota Palembang meningkat tajam--

PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.CO.ID-  Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang per 6 Desember  total ada  640 kasus DBD di Kota Palembang. 

 

Jumlah  tersebut meningkat  cukup tajam jika dibandingkan dengan November lalu yang terdata  583 kasus.

 

Menurut Kepala Bidang  (Kabid)  Pengendalian dan  Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Palembang Yudhi Setiawan SKM, M Epid, pihaknya langsung mengambil langkah cepat dengan membagikan larvasida ke rumah warga yang terjangkit DBD. 

 

Tak hanya itu, hingga 6 Desember 2023 terdata ada 10 kematian akibat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palembang. 

 

“Ada 640 lokasi rumah yang sudah kita beri larvasida,”katanya kepada Sumatera Ekspres, kemarin.

 

BACA JUGA:Masih Banyak yang Salah Kaprah! Fogging Bukan Solusi Utama Mencegah DBD, Ini Faktanya

 

Lebih lanjut Yudhi mengatakan, DBD ini menyerang warga  kelompok  usia Lebih dari 44 tahun terdata ada 6 kasus, 15-44 tahun  terdata ada 186 kasus. 

 

Sementara kelompok usia  5-14 tahun terdata ada  345 kasus, 1-4 tahun  terdata ada 94 kasus dan kurang dari 1 tahun ada 12 kasus.  

 

Sedangkan  berdasarkan jenis kelamin, DBD ini menyerang 320 laki-laki dan 320 perempuan.

 

Masih kata dia, dari data tersebut diketahui terbanyak yang melaporkan kasus DBD  di Puskesmas Pembina 31 kasus, kedua di Puskesmas Nagaswidak 30 kasus dan ketiga terbanyak di Puskesmas kalidoni 28 kasus. 

 

Lalu, Puskesmas Taman Bacaan melaporkan 26 kasus, serta di Puskesmas Sosial dan Puskesmas Sematang Borang masing-masing 24 kasus.

 

Lebih lanjut ia mengatakan, dari data tersebut diketahui insiden rate per kecamatan terbanyak di Kecamatan Ilir Timur II 64,3 disusul Kecamatan  Seberang Ulu II 53,1 dan ketiga Kecamatan Ilir Barat II 49,9.

 

BACA JUGA:Kasus DBD Meningkat di Musim Hujan

 

Pihaknya kembali  mengingatkan, penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti melalui gigitannya. 

 

Nyamuk tersebut  merupakan penyebab DBD yang akan menularkan virus saat menggigit dan menghisap darah korbannya. Jenis nyamuk tersebut biasanya menyerang di pagi dan sore hari.

 

Nyamuk aedes aegypti  cukup mudah dikenali dengan warnanya yang belang hitam-putih dengan ciri fisiknya yang kecil. “Mereka tidak suka mendiami tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak mandi,” tambahnya.

 

Masih kata dia, gejala DBD umumnya ditandai dengan demam tinggi hingga 39 derajat Celcius. Kondisi tersebut akan bertahan selama 2-7 hari, setelah itu mengalami penurunan drastis.

 

BACA JUGA:Dinkes Kota Palembang Bagikan Larvasida di Lokasi Terjangkit DBD

 

Beberapa tanda dan gejala DBD adalah: sakit kepala, mual hingga muntah, nyeri di belakang mata, tulang, dan otot, muncul ruam kulit atau bercak kemerahan di kulit, radang tenggorokan yang diiringi dengan sulit menelan dan minum

 

Setelah itu, gejala awal demam berdarah biasanya diikuti dengan gejala tambahan yang menandakan virus sudah mulai menjalar ke seluruh tubuh. 

 

Dan ini dapat  menyebabkan peradangan, seperti: Mimisan, Gusi berdarah BAB berwarna hitam atau gelap, Muntah darah. 

 

Usai muncul gejala tersebut,  akan memasuki fase kritis selama 2-3 hari.  

 

“Pada fase ini, banyak orang yang menyangka sudah sembuh karena demam tinggi tadi sudah menurun, rasa sakit di tubuh mulai berkurang, dan menghilangnya beberapa gejala tambahan. 

 

Padahal, fase tersebut  harus diwaspadai karena bisa menyebabkan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang bisa sangat berbahaya, bahkan dapat menyebabkan kematian,” tegasnya. (lia)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan