Produksi Otomotif 2 Juta Unit Setahun, Industri Serap 1,5 Juta Tenaga Kerja
--
PALEMBANGG, SUMATERAEKSPRES.ID - Saat ini industri otomotif Indonesia punya kapasitas produksi di atas 2 juta unit kendaraan per tahun, sehingga mampu menyerap 1,5 juta tenaga kerja.
"Kekuatan industri otomotif didukung 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat, kapasitas produksinya di atas 2 juta, dan industri ini menyerap 1,5 juta tenaga kerja," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Dikatakan, Pemerintah saat ini tengah fokus mendorong pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Hal itu didasari komitmen menurunkan emisi karbon sebesar 358 juta ton CO2e pada tahun 2023.
Menurutnya, pengembangan industri kendaraan listrik Indonesia saat ini mendapatkan momentum yang baik didukung oleh kondisi negara yang merupakan produsen bahan mineral logam nikel terbesar di dunia sebagai bahan baku baterai EV. "Pengembangan kendaraan listrik di Indonesia menjadi penting karena investasi terus meningkat, begitupula penjualan motor listrik," ujar Airlangga.
Untuk mendorong industri, Pemerintah telah mengeluarkan beberapa insentif, antara lain insentif bantuan pemerintah untuk roda 2 baru dan konversi senilai Rp7 juta. Dari segi Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), yang mana mobil listik dan bus listrik dengan nilai TKDN minimal 40 persen diberikan insentif PPN 10 persen.
“Sedangkan untuk mobil listrik dan bus listrik dengan TKDN 20-40 persen diberikan insentif PPN 5 persen,” jelasnya. Saat ini para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia juga telah memiliki kerja sama dengan Busan Economic Promotion Agency (BEPA), Korea Selatan.
Lingkup kerja sama adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan (RnD Technology Center) untuk kendaraan listrik. Kerjasama yang tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) itu diharapkan dapat menjadi titik penting, untuk meningkatkan peran UMKM/IKM Indonesia dalam ekosistem EV.
"Semoga acara ini berjalan lancar, dapat memacu dan menavigasi UMKM Indonesia lebih proaktif dan progresif dalam meningkatkan kinerja serta menjawab setiap tantangan yang ada," katanya.
Adapun perekonomian Indonesia menunjukkan ketahanan di tengah berbagai resiko global dengan tumbuh positif 4,94 persen (yoy) pada kuartal III 2023. Capaian tersebut salah satunya ditopang sektor industri pengolahan yang mampu tumbuh sebesar 5,20 persen (yoy) dengan kontribusi sebesar 18,74 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian, Industri Alat Angkutan menjadi salah satu sub sektor industri yang tumbuh positif sebesar 7,31 persen pada kuartal III tahun 2023 ini. (fad)