2026 Dubai Gunakan Mobil Terbang. 2024 Indonesia Uji Coba di IKN Nusantara. Jenis Yang Mana Nih?

Mobil terbang eVOLT produksi Joby Aviation akan mengudara di Dubai tahun 2026--

SUMATERAEKSPRES.ID – Mobil terbang tak lagi hanya sekedar mimpi. Selama ini kita hanya melihat di film saja. Tapi kendaraan masa depan itu kini menjadi nyata.

Joby Aviation berhasil memproduksi electric vertical take-off and landing (eVTOL). Kendaraan ini akan mulai mengudara di langit Dubai 2026 mendatang.

Prototipe taksi udara milik Joby mengusung baterai lithium-ion yang sudah dibuat khusus untuk penerbangan.

Perusahaan itu sudah melakukan sebuah percobaan dengan terbang sejauh 154 mil atau sekitar 248 km dalam waktu 1 jam 17 menit.

BACA JUGA:Urutan Negara dengan Pesawat Tempur Terbanyak di Asia Tenggara, Singapura Ada 100, Indonesia Punya Berapa?

Sebab, Dubai menjadi salah satu kota pertama di dunia yang berkomitmen menggunakan taksi terbang ini.

Bahkan Dubai sudah membangun landasan tempat meluncur atau vertiport di empat lokasi.

Indonesia juga berencana menggunakan taksi terbang ini untuk transportasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN), Mohammed Ali Berawi, mengatakan taksi terbang yang akan diuji coba sebelum 17 Agustus 2024.

BACA JUGA:Penawaran Fantastis Buat Traveller Palembang, Dwidayatour Carnival 2023 Hadirkan Diskon Paket Tur Pesawat, dan

"Tahun depan, nanti kita uji coba. Diuji coba di sekitar wilayah IKN ya, bisa di Balikpapan atau di Samarinda," ujarnya.

Sebagai gambaran, eVTOL  buatan Joby Aviation mampu mengangkut lima orang. Satu pilot dan empat penumpang.

Untuk kecepatannya diperkirakan mencapai 322 kph. Melihat animo banyak negara terhadap mobil terbang ini, Joby Aviation akan bangun pabrik baru dekat bandara di luar kota Dayton, Amerika.

Mereka akan menginvestasikan dana hingga 500 juta dolar AS (Rp7,6 triliun) untuk membangun fasilitas baru itu.

BACA JUGA:Penumpang Pesawat Tembus 11 Ribu Sehari

Produsen eVTOL ini akan mempekerjakan sekitar 2.000 orang. Dalam setahun targetnya akan mampu membuat 500 mobil terbang.

Perusahaan ini rencananya meluncurkan penerbangan komersial pada 2025. Joby telah menguji pesawatnya bersama para insinyur NASA di Ohio selama bertahun-tahun.

Di dekat Springfield, Angkatan Udara AS telah terlibat dalam pembangunan Pusat Keunggulan Mobilitas Udara Tingkat Lanjut Nasional yang baru.

Tempat itu berfungsi sebagai rumah kerja bagi perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan dan negara lain.

BACA JUGA:MANTAP! Fasilitas Check-In Penumpang Pesawat Segera Tersedia di Stasiun

Dengan peluang besar bisnis mobil terbang ini, saham Joby Aviation melonjak dalam beberapa bulan terakhir.

Tepatnya sejak pihak Administrasi Penerbangan Federal AS menyetujui taksi terbangnya untuk pengujian awal. “Ini adalah momen besar,” kata CEO Joby JoeBen Bevirt.

Bahkan pada 2020 lalu, perusahaan menerima pendanaan dari Jameel Investment Management Company milik Arab Saudi.

Tujuan akhirnya adalah membangun industri taksi udara berbahan bakar listrik yang mengangkut penumpang untuk menghindari kemacetan di jalan.

BACA JUGA:Waduh! Dua Maskapai di Indonesia Ini Tempati Peringkat 1 dan 2 Maskapai Terburuk 2023

Dalam jangka panjang, Joby mengkaji pembangunan fasilitas produksi lain di AS untuk mencapai produksi ratusan per tahun.

Unit produksi Joby bisa lepas landas secara vertikal seperti helikopter dan kemudian terbang seperti pesawat kecil. Unit itu bisa menampung beban 1.000 pon (500 kg).



Selain eVTOL produksi Joby Aviation, China juga telah mengembangkan EHang 216.

Kemudian ada Volocopter merupakan perusahaan asal Jerman yang berfokus mengembangkan urban air mobility.

Salah satu produk andalannya adalah VoloCity. Taksi udara yang memiliki 18 baling-baling dan mampu menampung 2 orang.

Masalah baterainya, VoloCity mengusung 9 baterai lithium-ion. Taksi udara ini dikembangkan sejak sekitar 10 tahun lalu.

Ada juga Airbus, yang merupakan perusahaan asal Eropa yang bergerak dibidang penerbangan.

Perusahaan itu sedang mengembangkan produk urban air mobility yang bernama CityAirbus.

Berbeda dengan taksi udara lainnya, CityAirbus mampu membawa 4 penumpang dalam sekali penerbangan dan tentunya penerbangan ini dilakukan secara otonom atau biasa disebut sebagai autonomous aerial vehicle/AAV. (*/mh)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan