Nugal Padi Masih Menjadi Tradisi

MENUGAL: Warga Desa Sugiwaras Kecamatan Tebing Tinggi saat menugal padi di kawasan perbukitan dengan sistem tadah hujan.-Foto : ist-

MENUGAL: Warga Desa Sugiwaras Kecamatan Tebing Tinggi saat menugal padi di kawasan perbukitan dengan sistem tadah hujan. FOTO: HENDRO/SUMEKS

 

 

EMPAT LAWANG - Tradisi nugal padi atau menugal (bercocok tanam) merupakan tradisi turun-temurun di Kabupaten Empat Lawang. Menugal dilakukan sebelum musim penghujan. 

Caranya dengan system gotong royong. Masyarakat bersama-sama menanam padi di darat. Tapa perlu pengairan. Hanya mengandalkan hujan. Karena, disini warga menggunakan persawahan tadah hujan.

Efendi, salah satu petani dari Desa Sugiwaras, Kecamatan Tebing Tinggi, mengatakan cara menanam dengan system menugal telah menjadi bagian dari budaya nenek moyang.  ‘’Proses menanam padi dilakukan dengan cara membuat lubang kecil. Lubang dibuat dengan menggunakan batang kayu runcing untuk menancapkan benih padi," kata Efendi.

 Menanam padi dengan cara nugal merupakan tradisi nenek moyang untuk menjaga dan melestarikan kearifan lokal di tengah kemajuan zaman yang semakin modern.

 "Benih padi yang digunakan berasal dari hasil panen tahun sebelumnya," ujarnya.

 Proses nugal sendiri melibatkan peran gender. Untuk para pria mendapat bagian membuat lubang. Sedangkan ibu-ibu bertugas menaburkan benih padi ke dalam lubang-lubang nugal. ‘’Tradisi ini juga mengawali penanaman kelapa sawit untuk dijadikan kebun,’’ ujarnya.

Tantangan terkini bagi para petani adalah pembukaan lahan. Meski dilarang membakar lahan, pemerintah belum memberikan solusi konkret.  ‘’Kendala utama saat ini adalah membuka lahan tanpa pembakaran, sehingga kami melakukannya perlahan-lahan. Namun, rumput tumbuh subur seiring dengan upaya membersihkan lahan," jelasnya.

 Nugal tidak hanya tentang cocok ditanam, tapi juga merupakan bentuk sederhana untuk menjalin tali silaturahmi dan memupuk budaya gotong royong di antara masyarakat desa.  ‘’Tradisi ini bukan hanya tentang pertanian, tetapi juga menjadi cerminan kebersamaan dan kearifan lokal yang terus dijaga agar tidak pudar di tengah arus modernisasi,’’ ujarnya. (eno/)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan