Innalillahi, Kaget Dengar Gelegar Suara Petir, Pria 66 tahun Meninggal Dunia
Ilustrasi Meninggal Dunia--
MUARA ENIM, SUMATERAEKSPRES.ID - Cuaca buruk disertai angin kencang dan petir telah menelan korban jiwa, yaitu Syamsul Bahri (66), seorang penduduk dari kampung III Desa Tanjung Raman, Kecamatan Ujanmas, Minggu (5/11). Korban mengalami serangan jantung yang fatal akibat mendengar gelegar suara petir, menyebabkannya meninggal dunia, dan mengakibatkan kebakaran di gubugnya.
Parsiah (58), istri korban, yang menjadi saksi mata dalam peristiwa tersebut, mengungkapkan bahwa sehari-hari mereka sering pergi ke sawah yang terletak di kampung I Desa Tanjung Raman.
"Biasanya kami pergi ke sawah setelah ashar, tetapi saat ini bukan musim tanam, jadi kami hanya membersihkan lahan sawah dan merawat tiga pohon sawit," ujarnya.
Namun, pada hari itu, korban terlihat berperilaku aneh karena ia sudah bersiap-siap untuk pergi ke sawah sejak subuh, yang tidak biasanya dilakukannya.
BACA JUGA:12 Rumah di Kota Ini Hancur Disapu Puting Beliung, Sepanjang Tahun 2023
"Kami biasanya berangkat ke sawah setelah ashar, tetapi sekarang, kami hanya pergi setelah dzuhur," jelas Parsiah.
Menurut Parsiah, suaminya sudah berniat untuk pulang sekitar pukul 15.00 WIB, tetapi dia ingin menyelesaikan azan terlebih dahulu sebelum pulang.
"Pada saat itu, angin kencang mulai berhembus, dan suamiku memiliki penyakit jantung dengan dua ring di jantungnya," tambahnya.
Ketika petir menyambar dua kali, pada sambaran kedua itulah korban tiba-tiba meninggal dunia, dan petir tersebut juga menyebabkan atap gubug terbakar.
BACA JUGA:Cegah Penyakit di Musim Hujan, Berikut 6 Langkah yang Harus Diperhatikan
"Saya mencoba menariknya keluar dan berteriak, tetapi karena kampung kami sepi dan tidak ada yang datang membantu, saya terus mencoba menariknya agar tidak terbakar di dalam gubug. Namun, saya jatuh dan mengalami cedera kaki, hingga saya penuh dengan darah," ungkap Parsiah.
Tidak lama kemudian, ada orang yang datang dan membantu untuk mengeluarkan korban dari gubug, sementara Parsiah dibawa ke rumah sakit karena cederanya.
"Jika tidak ada yang membantu, suamiku mungkin sudah terbakar habis. Hanya kakinya yang tidak terkena api," katanya.
Parsiah juga menegaskan bahwa kabar yang beredar tentang suaminya meninggal karena tersambar petir tidak benar, karena suaminya telah meninggal sebelum gubug terbakar.