Rasakan Kehidupan Anak Kos, Terapkan Konsep Keislaman
*Cerita Ir H Ridho Yahya Hingga Sukses Jadi Wali Kota Prabumulih
SUMATERAEKSPRES.ID - Meski sempat mendapat kesulitan dalam kehidupan dan menjadi anak rantauan sejak SMA, tak menyurutkan semangat Wali Kota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya untuk terus berkarya.
Kendati pernah ditolak pujaan hati saat berada di Jambi, hal ini justru menjadi titik balik kehidupannya hingga meraih sukses saat ini.
ADI FATRIANSYAH - PALEMBANG
IR H Ridho Yahya berpesan semua yang dilakukan jangan pernah berhenti, mengeluh, atau berburuk sangka kepada Allah.
Mungkin saja Allah sudah menyiapkan rencana lebih besar untuk kehidupan ke depan.
Bukan itu saja, tetap jadikan masyarakat sebagai pimpinan, menjadikannya untuk kesejahteraan masyarakat.
"Sebelum memegang jabatan Wali Kota Prabumulih, di masa muda dulu, saya juga pernah merasakan kehidupan sebagai anak kos. Jadi saya tahu pahit getirnya kehidupan anak kos.
Semuanya harus dilakukan sendiri dan mandiri, saya juga harus sambil kerja untuk bisa biayai kehidupan di tanah rantau," ulas Ir H Ridho Yahya saat menjadi pemateri Sekolah Kepemimpinan yang digelar Forum
Nasional Senat Mahasiswa Tarbiyah PTKIN se-Indonesia di Ruang Perpustakaan Kampus B UIN Raden Fatah Palembang, Jumat (15/9).
"Waktu ditolak cewek saat di Jambi, saya sempat berburuk sangka kepada Allah sehingga membuat saya berada di titik nadir.
Namun itu lama, semuanya malah memberikan satu energi positif bagi diri saya untuk membuktikan, bila saya juga bisa sukses,” ceritanya.
Sejak itu ia memutuskan pulang ke Sumsel dan menuju Prabumulih. Dari situ ia mulai meniti karier.
Sampai pada 2008-2013, saya maju sebagai wakil wali kota Prabumulih mendampingi H Rachman Djalili sebagai wali kota. Baru tahun 2013- sekarang ia menjabat sebagai wali kota Prabumulih.
Dalam melaksanakan pemerintahan, dirinya menerapkan konsep keislaman, sekaligus menjadikan masyarakat atau rakyat Prabumulih sebagai pimpinan ataupun bos bagi dirinya. Sehingga apa yang diprogramkan sepenuhnya untuk kesejahteraan warga.
"Walaupun saya kadang salat bolong-bolong dan tidak hafal Quran, namun semaksimal mungkin kebijakan dan program yang disusun menerapkan nilai-nilai keislaman.
Mulai dari pelayanan dari subuh dan bertatap muka bersama masyarakat. Setiap ada warga meninggal saya izin mengusap wajahnya," jelasnya.
Di bidang perekonomian, terang adik kandung Wagub Sumsel H Mawardi Yahya ini, ia kedepankan konsep ekonomi kerakyatan berbasis lokal.
Dalam artian setiap potensi daerah akan di-support penuh oleh pemerintah. Sehingga pertumbuhan UMKM di Kota Prabumulih pesat.
"Saya pastikan setiap wilayah memiliki potensi UMKM unggulan. Ini terus kita dorong agar tumbuh dan berkembang.
Keberadaan BUMN dan perusahaan di Prabumulih juga dilibatkan dalam menumbuhkan UMKM," tegasnya.
Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Raden Fatah (RF) Palembang, Kms H Badaruddin MAg mengungkapkan civitas akademika UIN RF sangat mendukung tumbuhnya organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampus.
Namun hal itu harus dibarengi prestasi yang baik. Tak kalah penting pencanangan UIN RF sebagai universitas berstandar internasional, tentu harus didukung dengan prestasi akademik dari semua mahasiswa.
"Saya akui mahasiswa dan organisasi satu kesatuan yang sangat sulit dipisahkan dan kita akan dukung.
Namun yang saya harap juga bagi segenap mahasiswa, bahwa organisasi bukan tujuan utama, namun sebagai alat meraih sukses.
Yang saya inginkan, sukses organisasi sukses akademik. Kuliah tepat waktu maksimal 4 tahun," tegasnya.
Ketua Panitia Sekolah Kepemimpinan UIN Raden Fatah, Fauzan mengatakan kegiatan ini bagian dari pendidikan bagi mahasiswa untuk menarik ilmu dan pengalaman Wali Kota Ir H Ridho Yahya.
Sebelumnya ia juga mempelajari konsep dari yang bersangkutan dan tidak ada yang bertentangan dengan syariat Islam, malah menerapkan ajaran Qur'an dalam memimpin warga Prabumulih.
"Kita lihat beliau salah satu pemimpin sukses yang memimpin masyarakat. Semua program di Prabumulih selaras dengan nilai keislaman dan Alquran.
Kita harap semua peserta bisa mendapat pelajaran baik dari bersangkutan. Bagaimana memimpin sebuah wilayah, namun tetap bernapas keislaman.
Semoga ke depan, dari UIN Raden Fatah akan lahir Ir H Ridho Yahya lainnya di masa mendatang," pungkasnya. (afi/fad/)