Dapat Bibit Ikan dari Lampung, Melayani Partai Besar
*Melihat Lebih Dekat Penjualan Bibit Ikan di Lorong Masjid Bakti, Km 17
Menjual bibit ikan merupakan pekerjaan sepanjang masa yang tak ada habisnya. Apalagi sekarang banyak orang mulai memahami memelihara ikan di kolam secara mandiri.
Selain menjadi asupan protein bagi keluarga, memberi makan ikan bisa menghilangkan penat dan jadi kesenangan pribadi.
Ibnu Holdun – PALEMBANG
DI masanya pandemi Covid-19, banyak usaha gulung tikar. Namun tidak dengan pengusaha bibit ikan peliharaan maupun ikan hias.
Merebaknya pandemi kala itu buat sebagian besar orang menghabiskan waktu di rumah sehingga permintaan ikan meningkat dan usaha ini pun semakin jaya.
Justru kini yang sudah masuk era endemi, penjualan bibit ikan sedikit menurun. Aldi, salah satu pedagang bibit ikan air kolam dan ikan hias di Lorong Masjid Bakti, Km 17, Jalan Raya Palembang-Betung menjelaskan saat ini penjualan ikannya menurun.
“Memang tidak terlalu jomplang, tetapi menurun. Namun sekarang tetap saja ada pembeli yang datang mengunjungi usaha kami membeli ikan peliharaan.
Kita menjual ikan koi, itu yang paling utama karena sekarang ini banyak warga memelihara sendiri,” katanya.
Tetapi selain ikan mas, Aldi juga menjual bibit ikan untuk konsumsi seperti ikan lele, gurami, nila, patin, dan bawal.
“Kita hanya menjual bibit saja. Pemijahan atau perkawinan juga kita tidak melakukannya sendiri. Kita pun mendapat bibit dari membeli. Ini juga dilakukan semua pedagang bibit ikan di sini,” kata dia.
Dikatakan, bibit ikan umumnya dipasok pedagang dari provinsi tetangga, Bandar Lampung. Ikan itu dibawa menggunakan truk besar, hampir setiap bulan pedagang mendatangkan bibit ikan siap jual.
“Di Lorong Masjid Bakti ini yang jual ikan tak hanya saya sendiri, tapi ada H & R, dan lainnya. Jumlahnya puluhan pedagang bibit ikan,” sebutnya.
Selain menjual bibit ikan, warga lorong ini juga memiliki tempat penjualan air bersih dari air bawah tanah.
“Jadi jangan heran, jika jalan kami ini banyak bergelombang karena sering dilalui truk dengan muatan air berton-ton,” lanjutnya.
Tempat penjualan bibit ikan H & R sendiri sedikit menjorok masuk ke dalam Lorong Masjid Bakti, 1,5 km dari jalan protokol Palembang-Betung.
Umumnya banyak masyarakat meletakkan atau membuat tempat penjualan bibit ikan di pekarangan rumah mereka.
Jadi sangat mudah jika pembeli masuk mencari tempat penjualan bibit ikan.
Soal harga jual, terang Aldi, nyaris sama. Yang membedakan hanya besar kecilnya diameter ikan yang dijual seperti bibit ikan gurami.
Ukuran 2 cm dijual Rp2 ribu per ekor, ukuran 4 cm Rp3 ribu per ekornya.
Begitu juga bibit ikan nila, patin, bawal dan lele, semuanya melihat diameter ikan.
Semakin besar bibit ikan, semakin mahal harga jualnya.
Penjualan Aldi sendiri tak menentu. Tetapi kerap dalam seminggu ada pembeli dalam jumlah besar.
“Ada juga pembeli tetap. Mereka punya kolam untuk pembesaran dan setiap bulan biasa mereka membeli ikan dari saya,” ujar dia.
Usaha ini, lanjut Aldi, merupakan turun temurun dari kakeknya, orang tuanya, dan dia yang bertanggung jawab atas bisnis keluarga ini.
“Khusus ikan hias yang kami jual hanya satu jenis saja ikan koi. Kita jual ikan ini karena termasuk ikan yang kuat dan tidak mudah mati.
Harganya cukup tinggi Rp30 ribu per ekor, termasuk seperti ikan belida, kita jual Rp30 ribu per ekor. Ada yang membeli,” pungkasnya. (*/fad)