Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Indonesia sebagai Upaya Pelestarian Biodiversitas
Meningkatkan Produktivitas Ayam Kampung Indonesia sebagai Upaya Pelestarian Biodiversitas Oleh : Dr.med.vet. drh. Hendry T.S.S.G. Saragih, M.P (Dosen Biologi, Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada) dan Anita Restu Puji Raharjeng, M.Si.M.BioMed.Sc.(Dosen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Raden Fatah Palembang) SUMATERAEKSPRES.ID - Populasi ayam kampung sebagai ayam asli Indonesia hingga saat ini jumlahnya stagnan dan bahkan cenderung mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya ancaman komersialisasi ayam kampung sebagai ayam pedaging, sehingga menyebabkan masyarakat mengambil jalan pintas dengan persilangan yang dikenal sebagai ayam joper, yakni persilangan ayam kampung jantan dengan ayam ras petelur betina. Sebetulnya, jika memang digunakan untuk tujuan komersial, hal tersebut boleh-boleh saja. Akan tetapi, keaslian ayam kampung harus tetap dijaga dan dilestarikan. Ayam kampung sendiri merupakan ayam hasil domestikasi yang berasal dari ayam hutan merah dan ayam hutan hijau. Mulanya mereka hidup di hutan, lalu dipelihara oleh masyarakat, dan hingga saat ini dikenal sebagai ayam kampung. Ayam kampung juga kerap disebut sebagai ayam lokal atau ayam buras (bukan ras). Ada beberapa varietas ayam kampung yang tersebar di seluruh Indonesia, di antaranya yaitu ayam nunukan dari Kalimantan, BACA JUGA : Gen-Z dan Pancasila ayam kedu dari Jawa, ayam gaok dari Madura, ayam ayunai dari Papua, ayam belanggek dari Sumatera, dan masih terdapat banyak varietas-varietas lainnya. Sebenarnya mungkin saja jika kita ingin meningkatkan produktivitas ayam kampung, namun ayam kampung memiliki masa pemeliharaan yang lebih panjang, karena produksinya tidak bisa banyak dan pertumbuhannya juga tidak secepat ayam broiler. Selain itu, ayam kampung juga memiliki harga yang lebih mahal, sehingga jenis kemitraan peternak ayam dengan pengusaha besar saat ini masih lebih memilih ayam broiler dibandingkan dengan ayam kampung. Ayam kampung sebenarnya memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan ayam broiler, yaitu memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat dan kandungan lemaknya yang lebih sedikit. Sehingga dengan daya tahan tubuh yang lebih baik ini, maka ayam kampung tidak memerlukan obat, vaksin dan vitamin sebanyak yang dibutuhkan oleh ayam broiler. Ayam kampung juga memiliki telur yang digemari oleh masyarakat Indonesia, di samping dagingnya yang memiliki cita rasa khas dibandingkan dengan ayam broiler.